Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Dua Paket Komedi Bulan Ini

Dua film komedi romantik yang dibintangi pemain laris Hollywood masa kini, Julia Roberts, Brad Pitt, dan Sandra Bullock, tengah main di Jakarta. Apakah bintang selalu menjadi faktor keberhasilan?

6 Mei 2001 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini


MISS CONGENIALITY
Sutradara :Donald Petrie
Pemain :Sandra Bullock, Candice Bergen, dan Michael Caine
THE MEXICAN
Sutradara :Gore Verbinski
Pemain :Gore Verbinski
JANGANKAN mengikuti kontes kecantikan, berjalan rapi gemulai tanpa terpeleset saja adalah misi mustahil. Gracie Hart (Sandra Bullock) adalah agen FBI—yang langka wanita—yang lebih cocok disebut "Miss Selebor" karena berantakan, tak bisa makan tanpa bunyi decap, dan tak peduli dengan tata krama kecantikan apa pun di dunia. Dan apa boleh buat, ia diminta menyusup ke dalam kontes kecantikan "Miss USA" untuk mencari tahu teroris yang mengaku bernama "The Citizen" yang berencana memorak-porandakan acara pemilihan itu. "Aku tak sudi mengenakan pakaian renang sembari tersenyum palsu dan mengumumkan ikut mendukung perdamaian dunia," katanya ketus kepada rekan kerjanya. Apa boleh buat, Hart tak punya pilihan.

Maka, bayangkanlah bagaimana si cewek tomboi Gracie, yang harus menyamar menjadi Gracie Lou Freebush, mengenakan pakaian renang dengan busa tambahan agar payudaranya tampak montok, belajar makan dengan sopan, belajar berbicara sesuai dengan tata krama, dan menjawab wawancara di panggung dengan jawaban standar klise: "Aku ingin perdamaian dunia."

Di dalam sebuah film komedi romantik, suspens dalam pencaharian penjahat menjadi tak penting. Yang penting adalah penggarapan proses perkembangan karakter utama film itu: dari seorang Gracie yang kelelakian dan memandang remeh kontes ratu kecantikan menjadi seorang wanita yang bisa bergerak tanpa beban dan memahami arti persahabatan. Tokoh Kathy Morningside (Candice Bergen), mantan Ratu USA yang cantik dan penuh dendam karena dimakan usia, serta sosok pengajar tata krama kecantikan yang diperankan oleh Michael Caine menjadi bumbu terpenting untuk menunjang perkembangan karakter Gracie Hart.

Sementara itu, film The Mexican karya Gore Verbinski, meski berupaya menjadi sebuah komedi romantik, tak berhasil mengembangkan kedua sosok utama dalam film ini. Syahdan, The Mexican adalah nama sebuah pistol keramat yang bertakhta di Meksiko. Pistol yang bertuah bak keris Tunggul Ametung ini diperebutkan oleh berbagai pihak, termasuk Nayman. Maka, Nayman mengutus bawahannya, Jerry (Brad Pitt), untuk menjemput pistol tersebut. Sang kekasih, Samantha (Julia Roberts), yang menuntut kawin di Las Vegas, ngambek dengan keputusan Jerry yang mementingkan tugas penjemputan pistol itu. Maka, pasangan itu berpisah, yang satu ke Las Vegas, yang lainnya ke Meksiko.

Humor yang berkembang dalam sebuah road-movie semacam ini tentu bukan berupa renungan atau perkembangan karakter, melainkan permainan peristiwa dan kebetulan yang menimpa para tokohnya. Samantha diculik, Jerry ketiban sial. Sulit untuk menghindari kecurigaan bahwa keistimewaan film ini hanya bertumpu pada dua bintang terbesar dan terlaris di dunia saat ini.

Jika film Miss Congeniality, menurut saya, penggarapannya lebih rapi, enteng, dan menghibur, tentu bukan karena seluruh film ini penuh dengan taburan sarkasme yang luar biasa menggelikan saja, tetapi juga karena setiap karakter diciptakan dan dibentuk dengan pas dan wajar. Film ini pun mengandalkan aktris laris Sandra Bullock dan dua pemain veteran seperti Michael Caine dan Candice Bergen, tetapi fungsi mereka tetap klop dengan keinginan skenario dan berkembang dengan cemerlang di dalam film. Sementara itu, The Mexican, meski mencoba mengandalkan daya jual Brad Pitt dan (terutama) Julia Roberts, toh tak mampu menampilkan alasan penempatan mereka berdua selain nama besar belaka. Sesungguhnya, membuat film komedi yang baik, dalam beberapa hal, jauh lebih rumit karena urat lucu setiap penonton sangat berbeda.

Beberapa tahun silam, Teater Utan Kayu pernah mengadakan pekan film Woody Allen. Apa yang terjadi? Para penonton asing tertawa terbahak-bahak hingga air matanya meleleh, sementara sebagian penonton Melayu meninggalkan ruangan dan memutuskan duduk nongkrong menikmati kopi di kedai sebelah.

Leila S. Chudori

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus