Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Harta karun taiwan

Pameran 50 lukisan taiwan koleksi museum sejarah taipeh di tim jakarta. menampilkan sifat tradisional, menimbulkan kesan puitis. karya-karya lebih banyak melukiskan keheningan, kecantikan & kedamaian alam. (sr)

5 Juni 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

50 buah lukisan Taiwan koleksi Museum Sejarah Taipeh, dipamerkan di ruang pameran TIM 12-18 Mei -- tanpa maksud dijual Lukisan-lukisan itu mengikuti penampilan tradisionil, banyak menyuguhkan ruang-ruang kosong yang menyebabkan selalu ada kesan puitis. Tergantung berjuntai di dinding seperti lamak Bali dengan warna-warna tidak begitu menyolok, pada mulanya ada kesan monotun -- toh dengan sedikit kesabaran terasa akhirnya berbagai perbedaam Menarik untuk menemukan sebuah lukisan yang menggambarkan dua orang sedang meluku sawah (Kemakmuran Liang Ching-Ming), sementara karya-karya lainnya lebih banyak melukiskan keheningan, kecantikan dan kedamaian alam. Juga menarik sebutlah lukisan berjudul Teratai (Chang Da-Chien) agaknya berasal dari tangan seorang yang begitu terhormat dalam jurusannya, sehingga pulasan bidangnya yang lebar dan spontan dengan tak ragu-ragu melaksanakan penumpukan warna sambil memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan sugesti irama garis--menjadi unik dan meyakinkan. Dibanding spontanitas garis dan bidang pada lukisan-lukisan lain, yang begitu disiplin dan kadangkala terbelenggu oleh semacam kungkungan untuk m1enutup diri (sesuai dengan apa yang dikatakan jiwa ketimuran), Teratai tampak menonjol karena kebebasannya yang tidak kehilangan puisi dan kontemplasi. Tembok Besar Simbol perdamaian yang dengan mudah tertangkap dari kerapnya muncul sepasang burung di atas kayu asosiasi pada kehidupan yang penuh upacara dan optimis dari kuntum-kuntum bunga yang mekar dengan sempurna suasana mitologi dari sosok dewa dan dewi, serta perasaan kebangsaan yang dalam dari rumah-rumah di atas kabut, dan Tembok Besar (Li Yu-Kwang) yang menjalar di atas bukit, semuanya hampir menunjukkan bahwa senilukis dalam ruangan itu memang bertolak dari alam. Manusia untuk sementara hanya menjadi peran pembantu, justru untuk menunjukkan keheningan yang lebih hebat di sebuah tempat di lepitan bukit misalnya. Tidak sedikit juga artinya huruf-huruf kanji yang barangkali juga mengucapkan sajak atau kata-kata bijak yang selalu ada dalam setiap lukisan. Di samping lukisan-lukisan yang memainkan bidang kosong, ada juga yang berusaha mengisi kanvas dengan penuh dan menjadi ornamentik kesannya. Garis-garis yang lembut kadangkala menjadi agresif dan kasar seperti pada Cemara dan Bangau dan Cemara (Wu Ping dan Shen Yao-Cho) Juga lukisan-lukisan yang sama sekali tidak berpangkal dari alam Dongeng Su Tung-Fo, Dewi layangan, Doa Para Dewa, Persembahan Dewa, Berteduh, Umur Panjang dan sebagainya) di mana sosok-sosok manusia tampil. Toh, di balik sosok itu, terasa bahwa yang hendak dikemukakan kebesaran alam juga: sosok-sosok pengisi hanya menjadi bagian kecil saja dari proses maha ibu yang penuh misteri. Dalam Umur Panjang misalnya. kita berhadapan dengan seorang tua berjanggut putih dengan buah berwarna merah sebagai latar depannya. Buah tersebut sedemikian menyolok--mungkin sebagai ibarat nafsu hidup yang tetap besar atau sebagai lambang tunas pengganti yang tua. Lukisan ini penuh dengan ibarat kehidupan, seperti semacam fatwa moral. Kalau saja kita tahu arti setiap tulisan kanji dalam lukisan itu, mungkin pameran ini akan lebih banyak maknanya. Tapi untuk sementara, harus diakui bahwa hampir satu minggu ruang pameran terasa menjadi tenang, bersuasana damai dan santai. Apalagi kursi-kursi yang penah disingkirkan sudah hadir lagi. Sehingga setiap peminat dapat merenungi lukisan-lukisan itu, yang makin dipandang terasa makin membukakan diri untuk mengutarakan sesuatu yang kadangkala memang halus sekali. Putu Wijaya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus