NURNANINGSIH. Awal tahun 50-an, wanita ini mendapat gunjingan
santer. Gara-gara dia bersedia dipotret tanpa busana. Waktu itu
rambutnya sepanjang punggung, payudaranya ukuran ekstra besar
dalam pose beragam. Sementara itu Jakarta (apalagi Indonesia)
belum pernah kebanjiran majalah-majalah seperti Playboy atau
Penthouse. Maka potret diri Nurnaningsih membugil ini kabarnya
laku dalamr harga tinggi. "Tapi saya tidak pernah dapat uang
sesenpun untuk potret-potret tersebut", demikian Nurnaningsih
pernah mengaku. Potret telanjangnya kemudian membawa namanya
jadi sebutan. Ia laris dalam beberapa buah film (walaupun tidak
membawakan peran berarti). Tapi setelah main dalam Harimau
Campa, Nurnaningsih lenyap dari peredaran. Setelah itu ada
sandiwara keliling mementaskan Nurnaningsih Gila. Tidak lama,
sandiwara itu pun hilang tertiup angin. Bersama Nurnaningsih
sendiri.
Akhir Mei kemarin, Nurnaningsih muncul di warung Dewi Indah,
Taman Ismail Marzuki. Ia rajin mengikuti Lokakarya Perfilman. Ia
juga turut hadir dalam malam omong-omong dengan bintang film
bekas seniman Senen Sukarno M. Noor. Duduk di antara pelukis
Nashar dan Baharuddin MS, tiba-tiba Nurnaningsih berkata: "Siapa
hayoo, yang jadi suami saya dulu?". Kedaus pelukis tidak bisa
berkutik dan menjawab. Seorang wartawan datang berbisik ke
kuping Nashar dan Nashar pun lantas berteriak: "Aa, tahu saya,
Kartono Yudhokusurno". Beberapa tahun yang lalu, almarhum
pelukis Kartono memang pernah mengawini Nurna dan keduanya
tinggal di Bandung.
Malam itu Nurnaningsih mengenakan celana panjang merah hati
("untuk jangan ketinggalan zaman. Orang-orangg pakai celana,
saya juga pakai celana"), dengan rambut dikapsel ke atas
(rupanya mendapat tambahan rambut dari cemara atau wig
Dalam sebuah buku harian yang baru saja dia beli, Nurna
mencatatkan berat badannya setiap saat. "Pebruari kemarin, masih
88 kilo. Sekarang sudah 74. Akan saya turunkan terus sampai 50",
ujarnya. Ibu dari empat anak dan nenek dari empat cucu (serta
beberapa suami dan pacar) mengaku sampai sekarang masih
melakukan yoga.Umurnya sekitar setengah abad, dan masih banyak
menarik gelak tawa orang lain. Karena itu tak kurang dari 20
pemuda ramai mengerumuninya. "Lho, kok pada nonton saya sih. Ada
apa sih'? Saya tak nyuruh lho", katanya sembari sesekali
membenahi empat kantong plastik yang rupanya berisi
pakaian-pakaiannya. Ia pernah memberi les Inggeris dan menerima
upah menjahit. Dan janda ini kabarnya sekarang tidak punya rumah
lagi. Dari hari ke hari, dia numpang dari rumah ke rumah lain,
kenalannya. Ia masih ingin main film, apalagi karema dia memang
memerlukan uang. Dan Nurna tidak keberatan cuma jali pemain yang
sekali lewat saja. "Beberapa tahun yang lalu, ada sebuah buku
yang berjudul Nurhaningsih luar Dalam. "Sekarang saya sedang
menyiapkan otobiografi saya", katanya, "semua sedang saya catat
dengan tulis tangan. Nanti kalau sudah beli mesin tulis? tentu
saya ketik. Tapi sekarang, saya beli buku catatan yang tebal
dulu". Kalau itu nanti dilakukannya, Nurna tentu akan menyeret
beberapa nama laki-laki baik dia itu pejabat atau seniman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini