Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Inspirasi Laleilmanino Ciptakan Lagu Djakarta di Hari Ulang Tahun Jakarta

Laleilmanino merilis single "Djakarta" sebagai kado ulang tahun Jakarta. Lagu ini menceritakan kisah perpisahan dan perjumpaan di Stasiun Jatinegara.

23 Juni 2024 | 10.54 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Laleilmanino, Diskoria, dan Cecil Yang merilis single "Djakarta" dalam rangka ulang tahun Jakarta pada Sabtu, 22 Juni 2024. Dok. Floor Inc./Sony Music Entertainment Indonesia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Grup Laleilmanino merilis single terbaru berjudul "Djakarta", tepat di puncak perayaan HUT ke-497 Jakarta pada Sabtu, 22 Juni 2024. Dalam lagu yang mengambil tema kehidupan warga Jakarta ini, Laleilmanino menggandeng musisi lain untuk berkolaborasi, seperti duo komposer Diskoria, rapper Cécil Yang, dan pegiat musik tradisional Yusuf "Oeblet".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anggota Laleilmanino, Anindyo Baskoro alias Nino mengungkapkan bahwa lirik lagu "Djakarta" banyak terinspirasi dari perjalanan personalnya bersama sang ayah dan pengalaman tumbuh kembangnya di Jakarta. "Lagu ini banyak mengambil kisah ayah yang merantau dari Kebumen ke Jakarta. Sebagai perantau, Ayah sering kangen kampung halaman dan pulang naik kereta,” ujar Nino dalam siaran pers yang diterima Tempo.

Lagu "Djakarta" Tidak Hanya Cocok untuk Orang Asli Jakarta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kisah tersebut membuat Laleilmanino banyak menceritakan kisah perpisahan dan perjumpaan di Stasiun Jatinegara dalam lagu "Djakarta". Menurut vokalis RAN tersebut, inspirasi cerita ayahnya sebagai perantau yang dituangkan dalam lirik akan membuat lagu ini tidak hanya bisa dinikmati oleh orang yang lahir dan tumbuh di Jakarta saja. "Djakarta" juga bisa dinikmati oleh para perantau, bahkan warga dari daerah lainnya karena lagu ini memotret suasana Jakarta yang begitu kompleks.

Laleilmanino turut menyoroti kebahagiaan warga Jakarta yang tak melulu diukur melalui materi. Nino mengatakan bahwa lirik-lirik seperti “senang bukan cuma harta” atau “hidup tak berdasi selalu bawa tawa” adalah pengamatan mereka saat berinteraksi dengan warga dari beragam kelas sosial.

Laleilmanino Beri Sentuhan Musik Tradisional Betawi dan Modern

Laleilmanino memberi sentuhan musik tradisional Betawi dalam lagu "Djakarta". Mereka menggandeng Yusuf “Oeblet”, seorang pegiat musik tradisional yang juga guru musik Nino di masa SMA. Oeblet menggunakan alat musik gesek tradisional Betawi bernama Tehyan untuk mengisi beberapa bagian lagu.

“Lagu Djakarta ini juga ingin kami jadikan sebagai ruang dan gelanggang bagi musik tradisional tampil menarasikan Jakarta. Maka, kami mengajak Pak Oeblet yang punya rekam jejak panjang di dunia musik tradisi untuk berkolaborasi di lagu ini,” kataNino.  

Selain musik tradisional, kehadiran rapper muda Cécil Yang pun memberi sentuhan urban yang kental melalui warna hip-hopnya. Interaksi antara yang tradisional dan urban di single ini menjadi gambaran corak kehidupan Jakarta yang mentereng dengan kawasan urban, tapi juga dipenuhi kampung kota nan bersahaja.

Perilisan lagu "Djakarta" ini sekaligus menjadi sejarah karena inilah pertama kalinya Jakarta merayakan ulang tahun dengan status barunya sebagai Daerah Khusus Jakarta (DKJ). Setelah 60 tahun menyandang status Daerah Khusus Ibukota (DKI) melalui Undang-undang nomor 10 tahun 1964, di tahun ini Jakarta melepaskan status khususnya tersebut.

“Laleilmanino merilis lagu Djakarta di tahun ini sebagai kado sekaligus arsip memori Jakarta yang selama puluhan tahun telah menjadi Daerah Khusus Ibukota. Jakarta adalah rumah bagi jutaan orang selama menjadi ibukota. Single Djakarta adalah kado kami bagi kota dan warga Jakarta,” ungkap Nino.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus