Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dataran Tinggi Dieng, 1938. Delapan pria berblangkon, sarung, dan celana pendek itu menggotong dua tandu. Masing-masing berisi sesosok lelaki bule. Mereka dipanggul menuju mata air panas terkenal di Jawa Tengah itu. Foto hitam-putih ini tak hanya menyuguhkan Dieng yang eksotis, tapi juga menyajikan gambaran kelam penjajahan: pribumi hanyalah ”jongos” yang bertugas memanggul ”majikan”.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo