APA & SIAPA: Sejumlah Orang Indonesia 1983-1984 Oleh: Majalah Berita Mingguan TEMPO Penerbit: PT Grafiti Pers, Jakarta, 1983, 1170 halaman PADA umumnya manusia selalu ingin tahu tentang ihwal orang lain: asal usulnya, kapan dan di mana dia dilahirkan, pendidikan yang pernah dikenyamnya, keluarganya, watak serta tabiatnya, dan lainnya. Untuk itu, kemudian ditulis orang biografi yang mengisahkan peri kehidupan seseorang atau sejumlah orang. Buku Apa Siapa, yang diterbitkan PT Grafiti Pers ini, merupakan edisi kedua dari buku sejenis, dan tentu saja juga mengungkapkan ihwal sejumlah manusia Indonesia. Di situ dikemukakan bukan sekadar biodata, tapi juga diuraikan serba sedikit tentang kehidupan setiap orang yang ditokohkan. Bahwa menyusun buku yang demikian merupakan pekerjaan tidak mudah, dapat dipahami. Selalu pihak penyusun akan dihadapkan kepada pertanyaan: "Mengapa si A dimasukkan ke dalam buku, sedangkan si B justru tidak mendapat tempat? Padahal, bobot dan kualitas kedua tokoh itu seimbang." Memang, ada kalanya orang yang hendak ditokohkan justru tidak memberi tanggapan sewaktu dimintai keterangan mengenai riwayat hidupnya. Barang tentu hal demikian disebabkan berbagai pertimbangan pihak yang bersangkutan. Sedangkan pihak penyusun tidak dapat mengganggu gugat hak asasi orang yang dimintai keterangan itu. Dijajarkan dengan edisi pertama (1981-1982), edisi kedua ini boleh dikata serupa tetapi tak sama. Yang serupa adalah bentuk penyusunan serta penyuguhannya. Tetap mempergunakan kalimat yang lincah, enak dibaca, segar, dan lancar. Yang ditokohkan adalah sejumlah orang yang bergerak dalam bidang ilmu pengetahuan, pemerintahan, keagamaan, kewartawanan, kebudayaan, olah raga, dan lainnya - bagaikan kembang setaman dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Yang tak sama, antara lain, adalah jumlah nama yang dicantumkan di dalamnya. Dalam buku edisi pertama, orang Indonesia yang beruntung disebut di dalamnya sebanyak 637 orang. Sedangkan dalam edisi kedua yang ditokohkan 769 orang, dengan kaum usahawan mendapat porsi terbesar (18%). Meski buku edisi kedua ini jumlah halamannya lebih banyak ketimbang edisi pertama (905 halaman), karena menggunakan jenis kertas lain yang memenuhi syarat dipakai untuk buku referensi, fisiknya tidak setebal edisi pertama. Lebih praktis serta lebih ekonomis. Ada kesan, dalam penyusunan edisi kedua ini, pemilihan tokoh sudah sedikit maju ketimbang edisi pertama. Yang dimaksudkan ialah bahwa dalam edisi pertama tokoh yang disebut di dalamnya hampir seluruhnya ada di Jakarta. Sedangkan buku edisi kedua, wawasan penyusun sudah mulai tampak meluas, yaitu di Jawa. Alhasil, bila edisi pertama bisa dibilang: "Jakarta sentris", maka edisi kedua ini adalah "Jawa sentris". Hal demikian dapat dimaklumi mengingat dalam kenyataannya sebaglan besar tokoh masyarakat Indonesia bermukim di Jawa. Kendati demikian, untuk lebih berimbang, agaknya pandangan patut ditujukan lebih banyak lagi ke daerah-daerah. Bukankah di sana juga terdapat tokoh masyarakat, baik dari kalangan pemerintahan, ilmu pengetahuan, pendidikan, kalangan agama, kebudayaan, maupun kewartawanan, yang tidak kalah bobotnya dari mereka yang ada di Jakarta atau di Jawa? Peri keadaan mereka itu patut juga diketahui masyarakat luas. Dalam menyusun buku setebal ini terjadinya kesalahan (baik data maupun cetak), bagi kita di Indonesia, agaknya merupakan hal yang dapat dimaafkan. Kendati pihak penyusun telah melampirkan Ralat, kenyataannya masih terdapat kesalahan-kesalahan lain di dalam. Sekadar contoh dapat dikemukakan di sini bahwa biodata mengenai K.H. Abdul Gaffar Ismail, yang disebutkan menjadi pemimpin redaksi harian Sinar Sore di Semarang (1941-1945), mungkin yang dimaksud adalah harian Sinar Baru. Ia pada waktu itu menggantikan Sayuti Melik. Tetapi kesalahan-kesalahan kecil demikian tidaklah mengurangi bobot serta nilai Apa & Siapa 1983-1984 ini. Buku yang dihimpunkan Majalah TEMPO ini bukan saja apik dibuat hiasan almari buku, tetapi, terutama, sangat berguna bagi setiap orang yang ingin menambah luas cakrawala hidupnya - baik dia seorang usahawan, pejabat, ulama, wartawan, mahasiswa, pustakawan, maupun militer, dan siapa saja. Soebagijo I.N.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini