NENG ayo Neng kita nyanyi lagu-laguan. Neng ayo Neng lagu orang kita kumpulin. Lagu orang kita hancurin, lagu orang kita rusakin, asal jangan dimarahin orang. Yang di atas itu benar larik lagu. Setelah dicomot dari syair Judul Beneran lalu disenandungkan Orkes Moral Pengantar Rela Malu. Tapi kelompok ini rupanya sudah tak bermalu lagi. Selain begitu gampang merusakkan lagu orang, irama musiknya asal-asalan pula. Grup yang menjual sebutan "orkes moral" (OM) ini sedang in sekarang. Sebaliknya, dari kaset yang beredar di pasaran itu masih belum jelas siapa dan bagaimana sebenarnya pasukan dan riwayat penyanyinya. Justru itu, kendati sudah tak bermalu, anehnya mereka masih pula menyamarkan nama. Simak nama-nama ini: OM Pengantar Sakit Perut, OM Pengantar Minum Es Teler, OM Tahu Sama Tahu, OM (Orkes Madun) Pemusik Tahan Lapar, OMM (Orkes Murah Meriah) Ngebet Order. Ada juga grup betinanya. Namanya Orkes Cewek KRL alias Korban Rayuan Laki-laki. Mereka ternyata epigon. Syahdan, awalnya adalah OM Pengantar Minum Racun (PMR) yang jelas usul-asal kejadiannya. Bekas pengamen di Blok M, Jakarta, ini dapatlah disebut asuhan grup lawak Warkop -- yang jika manggung, akhir banyolannya diselipi nyanyian. PMR inilah pengiringnya, dan lagunya memang lucu-lucu. Kelihatan terampil menguasai musik, seterusnya PMR ikut menyanyi. Karena itu, Arie Wibowo, pencipta lagu Madu dan Racun yang punya studio itu, mengajak PMR rekaman. Lahirlah album Judul-judulan, yang kemudian meledak di pasaran. Hingga pekan lalu sudah terjual 700 ribu. Selain Judul-judulan, semua lagu yang dinyanyikan PMR merusakkan lagu orang. Lagu pop yang merengek itu, tapi ngetop, misalnya Bintangmu-bintangku, Istilah Cinta, Sepatu dari Kulit Rusa, lariknya dijungkir balik dan iramanya di-ndut-ndutkan. Contohnya begini, Duh-duh-duh Jamilah, kini engkau sudah hamil tua. Aduh gendutnya. Kalau boleh bertanya, siapa suaminya bapak dari jabang bayinya. Gila. Padahal, larik aslinya yang dinyanyikan si Jamal Mirdad itu adalah pujaan untuk Jamilah -- itu lho, anak desa nan cantik dan pintar mengaji. Di lidah PMR, Jamilah jadi anak nakal, lalu bunting dan tanpa tahu siapa, lakinya. Jhon Madu Mati Kutu -- nama ini sungguh rusaaak -- yang jadi juru bicara PMR, membenarkan lagu top itu diedankan hingga segepok jorok. "Tapi lagu itu kami beli dari penciptanya. Harganya setengah dan harga jual semula. Jadi, tak ada masalah," katanya. Oke, Jhon, dalam hal ini kamu memang beradab, deh. Yang mengatur semua itu, untuk dirusakin, rupanya si produser sendiri. "Kami tak mengira rekaman pertamanya akan meledak di pasaran," ujar Jhon. Dia senang bukan kepalang. Bagaimana tidak. Menurut Kasino, seorang di antara si tiga Warkop, kelompok PMR ini segera mendapat bonus rumah. "Untuk yang akan datang kami memang akan menciptakan lagu-lagu baru. Syairnya tetap yang lucu-lucu, bukan porno," ujar Jhon, yang aslinya Johny Iskandar, 29 tahun. "Kami tak mau lagi disebut sebagai pencipta lagu-lagu bekas." Yang tak dikira Si Jhon, pengekor PMR bermunculan. Bahkan lagu Judul-judulan kembali diobrak-abrik lagi oleh kelompok buntut itu. Jadinya: Judul Beneran, Bohong-hohongan, Jodoh-jodohan Orkes-orkesan, dan lain-lainan (!). Pada si pengekor, selain membikin ei berdiri serr bulu produser, tetapi lariknya yang vulgar dan jorok itu cepat memancing isi perut keluar u-e-a-a-k. Tak cukup bab kumpul kebo atau menipu mertua, malah jual diri segala juga disebut-sebut. Simaklah larik jorok Tebak-tebakan dari Orkes Cewek KRL, Di bawa rambut ada bulu/bulu alis. Di bawah alis ada bulu/bulu mata. Terus ke bawah ada bulu/bulu hidung. Di bawah hidung ada bulu/bulu kumis. Di bawah bulu kumis/ada bulu jenggot. Di bawah bulu jenggot/ada bulu dada. Di bawah bulu dada/ada bulu lagi. Kalau situ tahu/coba bulu apa itu. Lalu diteruskan dengan narasi. Sekali lagi, tolong dimaklumi: yang nyanyi itu cewek. Risi, ya? Di majalah ini, pekan lalu ada surat pembaca. Nadanya protes. Surat serupa bermunculan juga di koran-koran. Kemudian Menpen Harmoko, pertengahan hulan lalu, ditanya wartawan di lina Graha -- setelah beberapa hari Judul-judulan PMR itu disiarkan televisi. Mengaku risi mendengar lagu jenis begitu, Harmoko kemudian mengimbau musikus agar elektif dalam membuat lagu. Dalam syair Judul-judulan, mialnya, ada ajakan memilih kawin-kawinan daripada kawin beneran. Ini dianggap negatif. Celakanya, yang negatif-negatif begini gampang laris. Lagu jenis rusak bukan cuma dinyanyikan dari warung kaset kaki lima. Juga diserbu peminat kaset di Duta Suara yang mangkal di Jalan Sabang -- sebagai contoh bahwa ada kedai kaset yang didatangi orang penting. "Kami ini ikut angin ribut. Ada yang bikin kaset konyol, kami ikut. Kali-kali kecipratan rezeki. Eh, bener," kata Rudi Anand, Kepala Seksi Dangdut Dian Record. Perusahaan ini cukong kelompok OMM Ngebet Order yang menelurkan album Jodoh-jodohan yang mutu rekamannya kaya berisik. Kelompok amatiran dimaksud, katanya, dibayar Rp 2 juta. Rudi tak mau menjelaskan berapa omset lagu konyol itu. Kecuali ia sedikit bangga, karena merasa tak terkena sebagai orang yang disindir Menteri Harmoko. Hingga sekarang dia belum menerima surat khusus atau ditegur. Tentu. Karena Menteri Penerangan cuma baru mengimbau, bukan atau belum menegur produser rekaman sejenis dia. Rudi memang pernah ditegur. Tujuh tahun lalu, perusahaannya menelurkan lagu dangdut setengah (atau dua pertiga) porno berjudul Salome. Salah satu lariknya berbunyi, Salome, satu lobang rame-rame, main golf hobi babe. Lirik selanjutnya tak usahlah. Karena kuping kejaksaan tak enak mendengar syair main golf hobi babe, maka melayanglah teguran resminya. "Kaset itu buru-buru kami tarik. Kata itu kami ubah jadi main golf rame-rame saja. Hanya tiga hari setelah larik itu diluruskan, lalu kaset itu dijual lagi. Laku. Artinya, bagian-bagian separuh porno luput dari teguran. Itu pula sebabnya, lagu Salome kembali dikumandangkan OMM Ngebet Order, sekarang ini. Betulkah lagu orang kita rusakin tak ada yang marah? Gombloh, penyanyi dan pencipta lagu dari Surabaya itu marah besar karena lagunya dihancurin. Melalui Wahyu Muryadi dari TEMPO, Gombloh berang: "Saya tak terima kalau lagu saya dirusak kayak begitu." Gombloh mengakui lagunya Kugadaikan Cintaku yang top itu dinyanyikan Tyas Drastistiana, setelah lariknya diubah. Itu disetujuinya karena dia dibayar. "Mencipta lagu itu perlu mikir, butuh waktu lama, kerja keras. Eh, tapi kok ada yang mempermainkan dan membajak?" tanya penyanyi kerempeng ini. Kugadaikan Cintaku dikerjai oleh OM Pengantar Minum Es Teler, produksi perusahaan rekaman Billiard (dirusakkan dari kata Billboard), yang entah di mana alamatnya. Satu baris larik aslinya Di radio aku dengar lagu kesayanganmu diubah, Di radio ada Gombloh sedang putar radio. Tak usah heran kalau itu dianggap menghalalkan cara. Karena Tuhan juga mereka bawa-bawa. Seperti dalam Senandung Doa, lariknya berbunyi, Tuhan izinkan kami/Merusak lagunya orang. Sedangkan Rinto Harahap, yang satu lagunya juga disabet, yakin bahwa mereka tak bisa bertahan lama. Apalagi syairnya hanya begitu saja. "Masyarakat akan bosan dijejali musik seperti itu. Perbendaharaan yang bernada minor-minor juga terbatas," katanya. Menurut Ketua Asosiasi Rekaman Indonesia, Erwin Harahap, hasil musik yang demikian, "Karena trik-trik bisnis rekaman yang memanfaatkan zaman mumpung." Selebihnya ia enggan berkomentar. Apalagi produser kaset rusak-rusakan itu memang belum tercatat sebagai anggota asosiasi tersebut. Secara hukum bisa digugat, karena telah melanggar hak cipta orang lain? Memang belum. Tapi menurut Kasino, "Selama tak menjegal hak patennya, misalnya menjiplak logo atau lagunya secara bulat-bulat, saya kira nggak apa-apa." Jadi, mau diapakan sekarang? Putu Setia Laporan Linda Djalil & Erlina S.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini