Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku

Manen, monang dan marianne

Jakarta: gaya favorit press, 1977 resensi oleh: bambang bujono. (bk)

7 Oktober 1978 | 00.00 WIB

Manen, monang dan marianne
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
RAUMANEN Pengarang: Marianne Katoppo Cetakan: Pertama, 1977 Penerbit: Gaya Favorit Press NOVEL ini memang sedikit lebih "dewasa" dibanding Ariuna Mencari Cinta. Artinya, cerita tak lagi berkisar pada pergaulan anak-anak sekolah lanjutan, tapi sudah mahasiswa. Juga soal Cinta tak hanya berhenti pada peluk-cium saja, tapi sampai ranjang. Tapi tak berarti Raumanen dengan demikian lebih baik daripada Arjui/.7. Sulit memang membandingkannya, larena masing-masing mempunyal gava yang lain sama sekali. Marianne Katoppo agaknya meman,e berangkat dari roman-roman Indone sebelumnya -- dari roman zaman Pujangga Baru sampai hasil sayembara Dewan Kesenian Jakarta. Terutama gaya berceritanya yang lewat tokoh wanitanya, kemudian ganti lewat tokoh prianya, lalu ganti lewat pengarangnya. Nh. Dini dalam Pada Sebuab Kapal menggunakan teknik itu juga. Tapi menurut salah seorang juri, Raumanen paling mengingatkannya pada penyusunan cerita Di Bawah Lindungan Ka'bab. Memang terutama dalam hal penyusunan ceritanya itulah novel yang tak lebih 95 halaman dengan ukuran 19 x 13 sentimeter tertolong. Masih lumayan dibaca. Ceritanya tentang Monang, seorang insinyur Batak, yang kurang ajar dan "tak begitu bersih hidupnya" yang jatuh hati pada Raumanen, mahasiswi hukum tingkat tiga bersuku bangsa Minahasa, yang cerdas tapi "menjadi mangsa yang begitu empuk". Agaknya kisah semacam ini tak sulit ditebak. Lewat cerita Raumanen yang telah berada di alam barzah novel ini dibuka. Kemudian lewat Monang yang telah berkeluarga dengan gadis pilihan ibunya, cerita dilanjutkan. Demikianlah sampai habis dengan diseling oleh cerita oleh pengarangnya, tersusun sebuah kisah sendu. Seorang gadis Minahasa yang bunuh diri karena hamil sebelum nikah dan tak ada harapan ayah bayi yang dikandungnya bisa menjadi suaminya. Ayah bayi itu seorang pemuda Batak, yang meski periang dan kurang ajar dalam pergaulan sehari-hari tapi tak punya nyali menentang ibunya yang berkukuh pada adat. Dengan sedikit berpikir sehabis membaca novel ini, memang ada terasa yang kurang wajar. Tokoh Raumanen ciptaan Marianne ini agak berlebihan. Ia paham bahasa Batak lebih daripada teman-teman Bataknya, bisa berbincang-bincang tentang Bertrand Russel, bisa mengutip Kahlil Gibran, hafal sajak-sajak Omar Khayyam, dan ia baru sembilan belas tahun. Mungkin ia memang anak luar biasa. Lalu Monang yang semula digambarkan sebagai pemuda periang itu, pintar memikat gadis-gadis, ternyata tak diceritakan bagaimana ia berusaha mewujudkan tanggungjawabnya terhadap Raumanen. Tak ada cerita bagaimana ia berusaha meyakinkan ibunya bahwa ia harus menikah dengan Manen. Tiba-tiba terasa tokoh Monang ini terasa tak wajar -- sebagaimana tokoh Raumanen -- diciptakan hanya demi berjalannya kisah. Tanpa melukiskan usaha apa yang dilakukan Monang terhadap ibunya, hanya membuat kita merasa bahwa Marianne menghindarkan itu hanya ingin mempertahankan ide ini ibu Monang tidak hadir dalam novel tapi membayangi keseluruhan cerita. Alhasil yang sangat menolong novel ini memang hanya cara penyusunan ceriranya saja. Dan agaknya itu dilakukan Marianne dengan pintar: dengan rcncana dan pengetahuan yang kaya. BB

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus