DALAM film The Shootist (Warner Bros, 1976), John Wayne muncul
sebagai macan yang sudah kehilangan gigi. Didampingi oleh
Lauren Bacall dan James Stewart, kita menyaksikan akhir hidup
seorang jago tembak yang dibetot kanker. Mengharukan tetapi juga
lucu. John yang bertubuh raksasa itu seperti mendahului kisah
hidupnya sendiri yang dikunyah kanker, dan berakhir 11 Juni yang
lalu di Rumahsakit UCLA, Los Angeles.
"Aku tak suka dijuluki legenda zamanku, karena legende hanya
tentang orang-orang yang sudah mati," katanya. Sekarang ia tidak
bisa menolak lagi. Ia sudah menjadi legende karena selama 20
tahun terakhir dari setengah abad kariernya di layar perak, ia
termasuk 10 bintang top yang mencetak film yang meledak. Sulit
mencari bintang yang bisa menguntungkan seperti dia. Kendati
para kritikus tidak memperhitungkan kehadirannya sebagai
"aktor", toh khalayak sudah menobatkannya.
John Wayne bermula bernama Marion Michael Morrison. Apoteker
Clyd L. Morrison dan isterinya Mary Margaret Brown -- orang tua
John Wayne -- memanggilnya dengan "Duke". Mereka juga memberikan
dasar pandangan hidup yang dilaksanakan oleh Duke sampai akhir
hayatnya. "Hati-hatilah berbicara, seorang gentelman tidak
pernah menghina orang dengan sengaja. Jangan cari-cari soal,
tapi kalau berkelahi, harus menang," kata mereka. Hanya nasehat
kedua tidak dilaksanakan Duke. Karena baginya justru seorang
gentelman tidak pernah menghina orang tanpa sengaja.
Ambisi Opsir
Duke lahir di belahan Iowa, Amerika Serikat, yang bernama
Winterset, 26 Mei 1907. Pada usia 6 tahun, orang tuanya pindah
ke California Selatan. Setelah bertani di Lancaster, akhirnya
keluarga Morrison menetap di Glendale, sambil membuka sebuah
apotik. Di sinilah Duke kemudian menjadi bintang sepakbola gaya
Amerika.
Bermula Duke berambisi menjadi opsir angkatan laut. Tetapi
akhirnya ia terdampar sebagai petugas properti perusahaan film
Fox di Hollywood. Pada tahun 1928 ia dapat peran kecil dalam
film bisu Hangman's House. Setahun kemudian dalam Salute. Kedua
film tersebut karya sutradara terkenal John Bord. Baru tahun
1930 Duke mendapat peran utama dalam The Big Trail karya Raoul
Walsh. Tetapi film ini gagal di pasaran. Satu-satunya yang
diperoleh Duke adalah sebuah nama baru "John Wayne".
Dengan membawa nama baru, Duke kemudian bekerja berpindah-pindah
pada beberapa perusahaan. Hasilnya tidak begitu penting. Baru
tahun 1939 ia kembali berada di tangan John Ford yang
mengharumkan namanya ke seluruh dunia lewat film Stagecoach.
Film yang cemerlang ini menampilkan Duke sebagai pemain, satu
hal yang selalu diragukan orang sebelumnya. Sayang sekali pada
tahun yang sama ada film Gone With the Wind dengan aktor Clark
Gable yang juga menjadi pujaan dunia. Stagecoach tak berhasil
memperoleh Oscar bertanding dengan film besar ini. Kehormatan
tertinggi untuk seorang bintang Amerika baru didapatnya di tahun
1969 -- ketika usianya hampir 60 -- lewat True Grit.
True Grit diangkat dari novel Charles Portis dan disutradarai
oleh Henry Hathaway. Film ini mendapat pujian baik dari segi
kwalitas maupun pemasarannya. Di sana Duke bermain sebagai
seorang marshal tua bermata satu bernama Rooster Cogburn.
Temperamen yang ada di dalam tokoh itu nyaris merupakan parodi
hidup Duke sendiri. Richard Schickel, satu-satunya kritikus
yang sejak lama mendukung Duke, mendapat bukti bahwa pemain alam
ini memang pantas dibanggakan. Adapun kritikus lainnya tetap
saja menganggap pahlawan di atas kuda itu tidak bisa akting.
Apalagi film-film yang dibintanginya seringkali terlalu
sederhana untuk dinilai dari segi artistik.
Duke seorang patriot kuno, reaksioner, dan anti komunis. Dalam
menghadapi masalah rasial di negerinya ia pernah menyatakan
"Saya percaya kepada keunggulan orang kulit putih." Di dalam
keluarganya ia bertindak keras. Anaknya dilarang merokok dan
pakai gincu. Barangkali itu sebabnya kita tidak pernah berhasil
memergokinya memainkan adegan cinta di layar putih. Ia selalu
menjadi lelaki jantan dengan laras bedil di punggung kuda,
kepalan tangan dan suara aneh yang kadangkala bisa menggeledek.
Jenderal MacArthur yang melihat film Fort Apache (1940), She
Wore a Yellow Ribbon (1949), Rio Grande (1950) --semuanya
disutradarai oleh John Ford -- berkata kepadanya: "Anak muda,
anda menampilkan opsir kavaleri Amerika, lebih baik dari
opsir-opsir yang sebenarnya."
Tak kurang dari 200 buah film yang dibuat Duke selama setengah
abad. Di dalamnya sebagian besar berupa film perang dan koboi,
misalnya termasuk film-film: Sands of Iwo Jima dan The Man Who
Shot Liberty Valance. Tetapi dari semua film-film itu Duke
paling puas mengerjakan The Alamo (1960) dan The Green Berets
(1968). Yang pertama sebuah film yang mengisahkan kematian Davy
Crockett dengan 181 pejuang menegakkan kemerdekaan Texas melawan
Mexico. Film itu berbau propaganda murah. Yang kedua film
kontroversial yang menunjukkan kegagahan tentara Amerika di
Vietnam. Film kedua ini mendapat kritikan pedas. Tapi Duke hanya
berkata: "Mereka mencerca sikap politikku, bukan filmku. Para
penonton tidak akan terpengaruh."
Simbol Cita-cita
Lelaki yang bangga pada kejantanannya ini akhirnya ketahuan
menderita kanker tahun 1964. Lewat operasi, paru-paru kirinya
dikeluarkan. Tapi ia masih sanggup hidup lima belas tahun dengan
menghasilkan banyak film. Baru Januari yang lalu kantung
empedunya terganggu kembali. Dokter menetapkan ia memiliki tumor
di perut. Setelah dioperasi, Duke nyaris segar kembali. Tetapi
mendadak tanggal 2 Mei dia masuk rumah sakit, lalu kesehatannya
memburuk terus. Akhirnya tidak tertolong lagi.
Duke meninggalkan tujuh orang anak. Dua bekas isteri. Dan
seorang Pilar Palette -- puteri senator Peru yang menjadi
isterinya yang terakhir. Pada bulan April, Duke masih kelihatan
di depan umum, menyerahkan Oscar kepada para bintang The Deer
Hunter. Ia juga menerima hadiah ulang tahunnya tanggal 26 Mei
dari Presiden Carter, berupa sebuah bintang emas. Hanya 83 orang
Amerika memiliki bintang seperti itu. "Ia telah merupakan simbul
cita-cita seorang Amerika dalam integritas, patriotisme dan
kekuatan," kata Carter. Bintang itu ditandatangani dan diberi
tulisan "John Wayne, seorang Amerika."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini