Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Merambat ke barat

Topeng cirebon disebut juga topeng babakan. disamping itu dikenal juga topeng dalang dan wayang orang topeng, topeng jantuk. topeng betawi lebih menekankan pada lawakan dan sandiwara.

6 Agustus 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TOPENG Cirebon ini juga disebut Topeng Babakan - berasal dari 'babak.' Dengan demikian merupakan pemcntasan dari bagian-bagian yang tidak terjalin dalam satu cerita yang utuI1. Jenis tari yang berkunjung ke TIM untuk ketiga kali ini, ternyata masil1 punya peranan sosial yang cukup di masyarakat Cirebon sendiri. Seniman topeng sering dianggap punya "kekuatan khusus," sehingga masyarakat mohon pemberian nama bagi anak-anak yang baru lahir - mereka jadi godfather dan godmother. Mereka juga punya sistim kaderisasi, sehingga hidup terus meski tidak disponsor atasan atau orang-orang berduit. Untuk menjaga kelangsungan hidup, perkawinan antar seniman sangat dianjurkan. Grup junior harus 'ngamen' dari desa ke desa - disebut bebarangan dan dianggap sebagai satu proses yang harus dilalui seniman menuju kematangan praktek. Kebiasaan ini membawa akibat kesenian ini dapat menyebar. Di samping Topeng Babakan, di Cirebon juga dikenal Topeng Dalang dan Wayang Orang Bertopeng. Tapi di antara ketiga bentuk ini Topeng Babakan punya keluwesan dalam ruang pentas, sehingga bisa dibawa keliling dalam bentuk mini, terutama jumlah peralatan gamelannya (6 orang, meskipun yang lengkap biasanya 14 orang). Penyajiannya pun bisa diterapkan sebagai hiburan disesuaikan dengan permintaan penonton dengan memasukkan lebih banyak bodoran (lawakan) dan ada kalanya tayuban (ronggeng). Dalam kesempatan di mana unsur hiburan lebih menonjol, tari topengnya hanya sedikit. Sampai ke Depok Bagi dunia pentas Jawa, seni topeng sebagai drama tari bisa dikatakan jenis kesenian tertua (sejak zaman Kerajaan Kediri). Cirebon punya arti penting bagi Jawa Barat: tidak saja dalam seni topengnya tapi juga seni lainnya (bisa dikaitkan peranan Cirebon di masa lampau dengan Sunan Gunung Jati, kesenian Islam serta dua kasultanannya). Lebih dari itu memlrut informasi beberapa pencatat orang Bclanda, Topeng Babakan Cirebon sudah menyebar ke Indramayu, Krawang, Tambun, Bekasi, Betawi, Depok, sampai ke Banten, pertengahan abad lampau (Th. Pigeaud, Javaansche Volksvertoning). Penyebaran ini memang karena topeng ini jenis pernentasan yang mudah bergerak. Di sini umumnya dipakai 5 jenis perwatakan topeng, tapi hisa dikurangi. Bisa bermain seharian penuh, bisa beberapa jam saja. Di Cirebon Topeng ini bisa dengan petilan cerita Panji. Dari Krawang ke Barat, yang laku cerita daerah masing-masing atau cerita kekeluargaan yang penuh nasihat. Perbedaan lebih lanjut ialah bahwa Topeng Betawi yang dimainkan seniman-seniman seperti dari Kampung Duku (Pak Bokir dkk), Cisalak (Ibu Kinang dkk), merupakan tarian gembira berpasang-pasangan. Kecuali rombongan Ibu Mani (Gandaria) yang menari Topeng seorang diri dengan memakai semacam topeng Klana Cirebon. Mengenai perwatakan topeng umumnya mereka tidak mengerti. Di samping itu di sini dikenal juga Topeng Jantuk. Yaitu yang menggambarkan liku-liku kehidupan keluarga Pak Jantuk yang telah memperisterikan bekas penari Ronggeng. Yang memakai topeng hanya seorang (Pak Jantuk) dan bermain dengan dialog, pantun atau nyanyi dalam Bahasa Melayu Betawi. Topeng Jantuk ini bisa dimainkan tersendiri atau dalam bentuk yang telah diringkaskan, pada acara-acara biasa setelah sandiwara. Kalau kita lihat, bentuk topeng Jantuk ini seperti topeng Pentul - satu permainan bodoran yang sering muncul pada Topeng Babakan Cirebon. Sebaliknya Topeng Cirebon yang sampai masa ini nlasih erat dengan pengaruh kebudayaan kraton tentang cerita Panji, Damarwulan, Mahabharata, Ramayana. Demikian juga dengan Topeng Babakan, meski hanya terbatas pada cerita Panji - dan merupakan drama topeng kecil yang sering dianggap tidak. terikat pada cerita, tapi lebih kepada perwujudan dramatik melalui perwatakan yang dimainkan dalam bentuk tarian. Jenis topeng ini sampai daerah Indramayu masih sania. Tapi di daerah Krawang ke Barat bentuknya sudah berobah, hanya masih terlihat sisa-sisanya terutama dalam bodoran. Demikianlah halnya dikenal Topeng Banjet Krawang, Topeng Tambun, Topeng Betawi, Topeng Banten atau Raket. Tetapi Pigeaud dalam bukunya yang diterbitkan tahun 1938 itu menyebut, bahwa Topeng Babakan, yang sudah sangat populer pertengahan abad lampau di Betawi, belum banyak berbeda dengall daerah asalnya di Cirebon. Seperti juga di Cirebon, jenis ini bisa hidup di Betawi karena disponsor orang kaya Cina. Sekitar tahun 30-an jenis ini mulai menurun pengembangannya, karena orang kaya Cina sudah mulai beralih perhatiannya ke kebudayaan Barat. Tetapi dalam mempertahankan kelangswlgan hidup di Betawi, tidakkah kesenian topeng menerima pengaruh sehingga menjadi bentuk yang sudah banyak berbeda? Yang lebih menarik ialah bahwa sekitar tahun 20-an, Pasar Gambir di Batavia sudah melaksanakan lomba kesenian topeng. Pernah dimenangkan oleh grup Ibu Kinang pada tahun 1929. Grup Ibu Kinang begitu populer waktu itu, sehingga pernah mengadakan tur ke Semarang (1933). Bisa diduga missing link antara Topeng Betawi dan Topeng Cirebon terdapat di antara Krawang dan Indramayu. Komedi Stambul Kenyataan yang terlihat sekarang ialah bahwa dalam Topeng Betawi misalnya, pemakaian topeng justru tidak terlalu dipentingkan. Penekanannya-lebih pada lawakan dan sandiwara, tanpa ada toloh wayang. Kalau di Betawi perkembangan teater rakyat banyak dipengaruhi teater yang populer pada permulaan abad 20, seperti Komedi Stambul Wayang Dermuluk, sehingga kemudian hari bisa muncul Lenong, maka sudah barang tentu Topeng juga mendapat pengaruh itu. Sedang di Cirebon pengarul ini tidak ada. Dalam pembinaan kesenian tradisi digemborkan bahwa keasliannya harus dipelihara. Bagaimana dalam hal Topeng Beawi'? Haruskah diambil ukuran Cirebonan? Mungkinkah itu'? Sudah tentu tidak. Julianti Parani

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus