Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Mereka oke, memuaskan oke

Final folk song antar mahasiswa perguruan tinggi sejakarta di gelanggang mahasiswa kuningan. kegiatan bagian posmj (pekan olah raga dan seni mahasiswa se-jakarta). lagu dan penampilan sudah baik.

22 Oktober 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MALAM final folk song antar mahasiswa perguruan tinggi se Jakarta tahun ini, jatuh pada Hari Angkatan Perang. Mengambil tempat di Gelanggang Mahasiswa Kuningan, acara itu sempat pula main karet 30 menit Tetapi Dewan Juri yang terdiri dari Simanungkalit, Johny Legoh, Ronald Pohan, Suwanto Suwandi dan Frans Haryadi sebagai ketua, tampak amat puas. Para finalis sempat membuat kejutan dengan mengumpulkan angka yang jauh melejit ketimbang yang tergapai dalam babak sebelumnya. Frans Haryadi bahkan berani terus terang: sampai-sampai juri kewalahan dalam menentukan nilai peserta, katanya. Habis banyak yang jempol. "Baik dalam penjiwaan, ekspresi, pembawaan lagu, penampilan, sudah bisa dikatakan baik," ujar Frans. "Bahkan boleh dibilang sangat memuaskan." UKI Juara Kerepotan itu telah mencatat 34 buah grup peserta dari berbagai perguruan. 8 di antaranya hanya berhasil sampai tahap pendaftaran. Selama 2 malam (3 dan 4 Oktober) pertarungan penyisihan berlangsung cukup seru dan menelurkan 11 grup finalis. Mereka adalan grup-grup dari Trisakti, Untag, IKIP, UKI, Atmajaya, SekoIah Tinggi Publisistik, Akademi Gizi, AIKP, APK, Tarumanegara, Universitas Krisnadwipayana. Gelanggang Mahasiswa Sumantri Brojonegoro yang gerah itu sempat menyedot banyak pengunjung. Boleh diartikan kerepotan yang meludaskan biaya sekitar Rp 1,8 juta ini cukup nendapat perhatian. Meski penyelenggaraannya tidak rapi, tapi inilah awal dari apa yang akan disebut Festival Folk Song tingkat Kopertis II - Jakarta, Lampung, Kalimantan Barat. Kalimantan Selatan. Sebagaimana diketahui kegiatan ini merupakan bagian dari POSMJ (Pekan Olahraga & Seni Mahasiswa se-Jakarta). Ketua Panitia sempat juga unjuk keterangan, kenapa kerepotan yang mahal itu tidak rapih. Kabarnya gara-gara bulget baru didrop 3 hari menjelang pertarungan. Pada nomor undian 5, para penonton keplok dengan seru. Sejumlah mahasiswa UKI naik ke panggung memakai putih-hitam dengan garis melintang di dada. Grup Kristen ini tahun lalu adalah jagonya. Sekarang ia juga panitia pelaksana. Tentu saja keplok tangan itu beralasan. Tapi syukurlah ketika grup itu membuka mulut untuk lagu wajib Sing-Sing-So, keindahan yang dimuntahkannya sepadan dengan sambutan yang mereka terima. Tiga orang vokalis grup ini rupanya amat mereka banggakan karena memiliki suara serupa dengan Biduan Eddy Silitonga. Suara-suara mereka mencuat lantang mencurahkan lagu pilihan Tilo-tilo. Dan tatkala mereka akhirnya menghabiskan penampilan dengan lagu pilihan Hampa, para juri pun rontok hatinya. Para manasiswa ini bernyanyi dengan sikap tangan sedekap. Geraknya pelan-pelan. Mereka menembus keheningan dan secara meyakinkan menempatkan diri kemudian di tempat paling tinggi. Nilai yang mereka capai: 5491. Bandingkan dengan yang didapat juara kedua, dari Untag: 5276. Juara III, Universitas Krisnadwipayana: 498. Sedang tempat selanjutnya diisi oleh Universitas Tarumanegara. Nilai: 4763. Dengan demikian sudah pasti yang akan mewakili Jakarta nanti dalam tingkat Kopertis II adalah Grup UKI. Terselip dalam festival ini adalah yang dinamakan acara selingan dalam bentuk tarian, bernama Widuri. Linda Karim dengan grup tarinya muncul dalam cahaya penerangan yang brengsek. Tak jelas adakah tarian itu bagus atau buruk. Orang hanya melihat unsur-unsur tari balet yang kemudian mendapat teriakan wah manakala terasa menggelitik hati para mahasiswa, dan apanya. Barangkali tarian balet memang masih merupakan sesuatu yang terlalu sensuil untuk bumi yang panas ini. Yang menarik dalam festival ini munculnya acara selingan dari Radio Prambors yang bernama Warung Kopi. Acara dagelan ini, meskipun banyak mengeksploitir masalah seks, ternyata mendapat dukungan tawa riuh rendah. Pada mulanya hampir saja diusir oleh penonton - karena tidak lucu. Tapi kemudian mereka berhasil meledakkan hawa yang gerah. Lihatlah sebuah lelucon mereka. Salah seorang pasang aksi sebagai penyiar, dan melontarkan berita begini: "Berita-berita luar negeri. Mesir. Anwar Sadat heran, 99 prosen rakyanya ternyata orang Arab (penonton grrrr). Kesehatan. Anak-anak dilarang mengisap kalajengking (penonton grrr) ramalan cuaca. Ramalan cuaca dikeluarkan oleh Departemen Kehakiman. Angin bergerak dari arah Barat dengan kecepatan 160 km per jam. Dengan cc 125 dan berstang tinggi di jalan yang lurus 100 km per jam. Lewat belokan 60 km per jam. Dan lewat kompleks ABRI: 5 km per jam. (Penonton grrr berkepanjangan).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus