MALAM final folk song antar mahasiswa perguruan tinggi se
Jakarta tahun ini, jatuh pada Hari Angkatan Perang. Mengambil
tempat di Gelanggang Mahasiswa Kuningan, acara itu sempat pula
main karet 30 menit Tetapi Dewan Juri yang terdiri dari
Simanungkalit, Johny Legoh, Ronald Pohan, Suwanto Suwandi dan
Frans Haryadi sebagai ketua, tampak amat puas.
Para finalis sempat membuat kejutan dengan mengumpulkan angka
yang jauh melejit ketimbang yang tergapai dalam babak
sebelumnya. Frans Haryadi bahkan berani terus terang:
sampai-sampai juri kewalahan dalam menentukan nilai peserta,
katanya. Habis banyak yang jempol. "Baik dalam penjiwaan,
ekspresi, pembawaan lagu, penampilan, sudah bisa dikatakan
baik," ujar Frans. "Bahkan boleh dibilang sangat memuaskan."
UKI Juara
Kerepotan itu telah mencatat 34 buah grup peserta dari berbagai
perguruan. 8 di antaranya hanya berhasil sampai tahap
pendaftaran. Selama 2 malam (3 dan 4 Oktober) pertarungan
penyisihan berlangsung cukup seru dan menelurkan 11 grup
finalis. Mereka adalan grup-grup dari Trisakti, Untag, IKIP,
UKI, Atmajaya, SekoIah Tinggi Publisistik, Akademi Gizi, AIKP,
APK, Tarumanegara, Universitas Krisnadwipayana.
Gelanggang Mahasiswa Sumantri Brojonegoro yang gerah itu sempat
menyedot banyak pengunjung. Boleh diartikan kerepotan yang
meludaskan biaya sekitar Rp 1,8 juta ini cukup nendapat
perhatian. Meski penyelenggaraannya tidak rapi, tapi inilah awal
dari apa yang akan disebut Festival Folk Song tingkat Kopertis
II - Jakarta, Lampung, Kalimantan Barat. Kalimantan Selatan.
Sebagaimana diketahui kegiatan ini merupakan bagian dari POSMJ
(Pekan Olahraga & Seni Mahasiswa se-Jakarta). Ketua Panitia
sempat juga unjuk keterangan, kenapa kerepotan yang mahal itu
tidak rapih. Kabarnya gara-gara bulget baru didrop 3 hari
menjelang pertarungan.
Pada nomor undian 5, para penonton keplok dengan seru. Sejumlah
mahasiswa UKI naik ke panggung memakai putih-hitam dengan garis
melintang di dada. Grup Kristen ini tahun lalu adalah jagonya.
Sekarang ia juga panitia pelaksana. Tentu saja keplok tangan itu
beralasan. Tapi syukurlah ketika grup itu membuka mulut untuk
lagu wajib Sing-Sing-So, keindahan yang dimuntahkannya
sepadan dengan sambutan yang mereka terima. Tiga orang vokalis
grup ini rupanya amat mereka banggakan karena memiliki suara
serupa dengan Biduan Eddy Silitonga. Suara-suara mereka mencuat
lantang mencurahkan lagu pilihan Tilo-tilo.
Dan tatkala mereka akhirnya menghabiskan penampilan dengan lagu
pilihan Hampa, para juri pun rontok hatinya. Para manasiswa ini
bernyanyi dengan sikap tangan sedekap. Geraknya pelan-pelan.
Mereka menembus keheningan dan secara meyakinkan menempatkan
diri kemudian di tempat paling tinggi. Nilai yang mereka capai:
5491. Bandingkan dengan yang didapat juara kedua, dari Untag:
5276. Juara III, Universitas Krisnadwipayana: 498. Sedang
tempat selanjutnya diisi oleh Universitas Tarumanegara. Nilai:
4763. Dengan demikian sudah pasti yang akan mewakili Jakarta
nanti dalam tingkat Kopertis II adalah Grup UKI.
Terselip dalam festival ini adalah yang dinamakan acara selingan
dalam bentuk tarian, bernama Widuri. Linda Karim dengan grup
tarinya muncul dalam cahaya penerangan yang brengsek. Tak jelas
adakah tarian itu bagus atau buruk. Orang hanya melihat
unsur-unsur tari balet yang kemudian mendapat teriakan wah
manakala terasa menggelitik hati para mahasiswa, dan apanya.
Barangkali tarian balet memang masih merupakan sesuatu yang
terlalu sensuil untuk bumi yang panas ini.
Yang menarik dalam festival ini munculnya acara selingan dari
Radio Prambors yang bernama Warung Kopi. Acara dagelan ini,
meskipun banyak mengeksploitir masalah seks, ternyata mendapat
dukungan tawa riuh rendah. Pada mulanya hampir saja diusir oleh
penonton - karena tidak lucu. Tapi kemudian mereka berhasil
meledakkan hawa yang gerah.
Lihatlah sebuah lelucon mereka. Salah seorang pasang aksi
sebagai penyiar, dan melontarkan berita begini: "Berita-berita
luar negeri. Mesir. Anwar Sadat heran, 99 prosen rakyanya
ternyata orang Arab (penonton grrrr). Kesehatan. Anak-anak
dilarang mengisap kalajengking (penonton grrr) ramalan cuaca.
Ramalan cuaca dikeluarkan oleh Departemen Kehakiman. Angin
bergerak dari arah Barat dengan kecepatan 160 km per jam.
Dengan cc 125 dan berstang tinggi di jalan yang lurus 100 km per
jam. Lewat belokan 60 km per jam. Dan lewat kompleks ABRI: 5 km
per jam. (Penonton grrr berkepanjangan).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini