Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Jatinegara seperti sebuah jaring raksasa. Di kompleks pasar, pedagang kaki lima menghambur di jalan umum, kendaraan tak sanggup bergerak. Pejalan kaki, calon pembeli, menyeret kakinya perlahan dari satu pedagang ke pedagang lain. Di antara tawar-menawar penjual-pembeli, mobil-mobil menurunkan barang dagangan di beberapa titik terpadat: pasar grosir, pasar burung dan binatang peliharaan lainnya, pasar batu akik, bahkan Stasiun Jatinegara dan Terminal Kampung Melayu. Jatinegara adalah sebuah jebakan—hiruk-pikuk, tapi tak sanggup berubah.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo