UNTUK memerangi sebuah mitos, kita harus menciptakan mitos lain. Ini kata Oliver Stone, seorang sutradara Amerika yang kontroversial. Mitos yang ingin diperangi Stone adalah laporan Komisi Warren yang menyatakan Presiden Kennedy dibunuh oleh orang "gila" yang kesepian, Lee Harvey Oswald (diperankan Gary Oldman). Mitos yang disajikan Stone dalam film JFK, pembunuhan ini bukan hanya tanggung jawab Oswald, tapi campuran kelompok intelijen CIA, kelompok antikomunis, kelompok Secret Service, kalangan bisnismiliter, dan bahkan mungkin Presiden Lyndon B. Johnson, pengganti Kennedy. Stone mengaku bukan penggemar fanatik Kennedy. Tapi ia merasa harus mengemukakan "kebenaran", paling tidak dengan mempertanyakan laporan Komisi Warren. Dan gaya Stone mempertanyakan moralitas Amerika, seperti dalam Platoon, Wall Street, Born in the Fourth of July,adalah gaya seorang penantang yang gemar mengutakutik saraf manusia. Dengan sikap Stone yang antikemapanan dan sinis terhadap pemerintah Amerika, tidak mengherankan jika ia memilih buku Crossfire: the Plot that Killed Kennedy oleh Jim Marrs dan On the Trail of the Assasins yang ditulis oleh Jaksa Jim Garrison, yang mengajukan kasus pembunuhan Kennedy ke pengadilan New Orleans. Stone membuka filmnya dengan rangkaian film dokumenter asli tentang sejarah politik Amerika. Dimulai dari pidato perpisahan Presiden Eisenhower di televisi kampanye Kennedy sebagai presiden kebijaksanaan politik Kennedy terhadap Kuba dan Soviet, termasuk peristiwa Krisis Kuba yang menggegerkan dunia. Cuplikan film dokumenter ini ingin memperlihatkan bahwa alasan komplotan itu untuk mengenyahkan Presiden AS ini karena kebijaksanaan Presiden yang mengutamakan perdamaian. Apalagi Kennedy menolak menambah pasukan Amerika di Vietnam dan Laos. Dengan memunculkan pidato Kennedy yang mengucapkan "yang ingin kita ciptakan bukanlah kekuasaan Pax Americana . . .", Stone sudah mempengaruhi opini penonton tentang seorang Kennedy yang cinta perdamaian. Lantas muncul pahlawan Stone berikutnya, Jaksa Jim Garrison (dimainkan Kevin Costner), yang "merasa malu menjadi orang Amerika" ketika ia menonton berita televisi CBS yang menyiarkan berita tewasnya presiden itu. Garrison jadi penasaran mengendus kasus pembunuhan ini. Baginya, tak mungkin satu peluru itu bisa menembus tubuh Kennedy sekaligus badan gubernur Texas "kecuali jika itu peluru ajaib". Laporan Komisi Warren, menurut Garrison, juga banyak memalsukan tanda tangan saksi yang menganggap ada tembakan lain dari arah sebuah lapangan rumput. Hampir semua saksi yang diwawancarai Garrison mengaku mendengar empat tembakan, dan tembakan terakhir itulah yang menghancurkan batok kepala Kennedy. Sementara Komisi Warren menyimpulkan ada tiga tembakan datang dari jendela sebuah gudang buku. Setelah investigasi yang tak mengenal lelah, ia merasa menemukan satu titik terang dalam terowongan panjang. Ia hanya bisa mencoba menuntut Clay Shaw (Tom my Lee Jones) seorang pengusaha New Orleans, yang diduga mempunyai hubungan dengan CIA. Tugas berat Garrison adalah membuktikan bahwa CIA dan konco-konconya di Washington memang dalang pembunuhan ini. Tapi Stone, seperti yang diakuinya sendiri, pada akhirnya tidak akan mampu memfokuskan film ini kepada "siapa pembunuh Kennedy" yang sesungguhnya, karena Teori Konspirasi yang dianutnya membuatnya mustahil untuk menunjuk tangan-tangan pembuat keputusan di Washington. Harus diakui, Stone berhasil membuat film tiga jam ini menggigit urat saraf. Apalagi karena ia seperti juga Garrison hanya bisa memulai eksplorasinya dari "lapisan bawah" komplotan pembunuhan itu, maka kita dipertemukan dengan tokoh-tokoh aneh seperti David Ferrie(diperankan dengan baik oleh Joe Pesci), seorang eks pilot antikomunis yang senewen dan berpenampilan ajaib. Tokoh fiktif Willie O'Keefe (Kevin Bacon), pelacur yang suatu malam disewa pengusaha Clay Shaw Lee Oswald (Gary Oldman) yang konon tokoh Marxis yang pendiam, yang rajin belajar menembak dengan senapan. Persahabatan tokoh-tokoh ini oleh banyak orang masih diragukan kebenarannya. Adegan ini ditampilkan untuk menunjukkan hubungan tokoh-tokoh tersebut dalam rangka konspirasi pembunuhan Kennedy. Stone mendramatisir bagian akhir pengadilan saat Garrison memberikan solilokui yang panjang tentang hilangnya moralitas Amerika dan tentang kebajikan. Ini berlebihan. Garrison, seperti tokoh tokoh baik dalam film Stone, adalah seorang yang "kalah" dalam pengadilan tapi ia "menang" dalam kehidupan. Dan untuk memperlihatkan kemenangan Garrison, pada akhir film, Stone mencantumkan bahwa beberapa tahun setelah pengadilan ini, Direktur CIA menyatakan bahwa Clay Shaw memang mempunyai afiliasi dengan CIA. Kalimat berikutnya adalah, investigasi Kongres telah menyimpulkan bahwa "ada kemungkinan konspirasi dalam pembunuhan Presiden Kennedy". Tapi hingga kini kesimpulan itu tak pernah dilanjutkan dengan investigasi pelakunya. Kalimat-kalimat ini menjadi obsesi Stone, untuk menghancurkan mitos lama dan terciptanya mitos baru. Leila S. Chudori
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini