Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Musik indonesia musik cukong

Pemusik pop mogi darusman yang bermukim di jerman telah menghasilkan 5 buah piringan hitam single & 2 buah long play. ia menilai lagu pop indonesia suka saling meniru.

18 November 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MOGI Darusman lahir 23 Januari 1947. Ayahnya Soesono Darusman berasal dari Bogor, pernah menjabat duta besar Indonesia antara lain di Vatikan dan Austria. Ibunya orang Padang. Sejak usia 11 tahun ia berada di luar negeri. Kemudian terjun dalam kegiatan musik pop, sempat menghasilkan 5 buah piring hitam single dan 2 buah long play. Tinggal di Jerman, bekerja sebagai pengaransir lagu. Bulan April yang lalu ia muncul kembali di Indonesia bersama isterinya Gisele pribumi Jerman, dan anaknya Marcus. Orangtuanya masih di Wassenar, Negeri Belanda, karena sakit. Dalam festival lagu pop di Tokyo tahun 1971, ia ikuti dan berhasil masuk babak semi final mewakili Austria. Waktu itu Indonesia diwakili Ellya Srikudus. Tahun berikutnya -- menurut keterangan di dalam kaset -- ia mengikuti festival musik I Bokacio, Barcelona. Tapi baru tahun 1975 ia muncul sebagai pemenang dalam festival di North Ontario dengan lagunya You're not the same. Mogi menguasai bahasa-bahasa Inggeris, Jerman, Italia, Spanyol, Belanda dan Sunda. Ia mengaku belajar gitar selama 3 tahun pada Maestro Nati di Roma (1965 - 1968). Juga belajar teknik panggung, balet modern dan dekorasi panggung di s-Gravenhage Belanda sampai dapat ijazah. Di bawah ini wawancara Bachrun Suwatdi dari TEMPO. Siapa sebenarnya pengarang lagu-lagu yang anda nyanyikan dalam Aje Gile? Saya sendiri bersama NM Burry dari The Cats. Syairnya saya ganti, kerjasama dengan Teguh Esha. Karena saya orang baru di sini, belum tahu soal bikin syair bahasa Indonesia. Misalnya kata membara, bintang kejora, terpesona, saya sama sekali tidak pernah gunakan. Kalau ada yang mengatakan saya jiplak, silakan cek pada Union Artisten Komponisten Musik Verlager di Austria. Saya jadi anggota perkumpulan itu tahun 1968. Pada kertas kasetsaya taruh nama NM Burry, J. Veerman, F. Wasser, S. Sirka dan nomor-nomor piringan hitam, karena kalau tidak, kalau saya datang ke Jerman bisa dituntut. Benarkah Aje Gile, dan Rayap-rayap tidak diperkenankan di TV? Setelah disiarkan di TV tanggal 25 Oktober, keesokan harinya ada petugas dari TVRI datang ke rumah mengatakan tidak bisa disiarkan. Alasannya syairnya terlalu tajam dan penampilan saya kurang sopan. Kata mereka di TV tidak boleh melirik-lirik, tolak pinggang atau memeluk tangan. Alasannya TV juga ditonton para pejabat. Padahal lagu itu membutuhkan gerak-gerik tersebut, kok kalau lagu dang-dut dengan gaya sadis boleh. TV menuntut kalau mau disiarkan syair lagu-lagu tersebut harus diganti. Saya tak mau, karena memang kenyataannya begitu. Bukankah lagu itu bisa mendukung opstibnya Pak Domo? Lagu Cita-Cita apa benar nyonte' lagu Eagles? Memang intro Cita-Cita saya ambil dari There is a new boy in town dari album Eagles 'Hotel California'. Sedang Aje Gile memang lagu saya, judul aslinya Doggone My Soul (?). Musik saya Countryrock, warnanya mirip Bob Dylan, karena saya memang kagum pada dia. Hubungan saya dengan The Cats juga baik sekali, kita bikin aransemen sama-sama. Bagaimana hubungan anda dengan Teguh Esha? Hubungan bisnis putus Prinsip kita berdua berbeda. Waktu saya datang dari Jerman, saya hanya membawa uang untuk bertahan 2 - 3 bulan. Maksud pulang ke tanah air karena permintaan Kedubes RI di Jerman Barat untuk membentuk Asean Culture Team ke Eropa, di samping, menjajagi ke nungkinan bisa hidup di sini. Setelah uang habis saya bertemu Teguh, ia bersedia membantu, dengan syarat kalau nanti saya berhasil pembagian keuntungan separo-separo --disaksikan notaris H. Zawir Simon SH. Tapi setelah kerjasama berjalan beberapa bulan, kita tidak cocok dan bubar. Bagaimana pendapat anda tentang lagu pop Indonesia sekarang Pop di sini banyak yang saling meniru. Seolah Chrisye dan Keenan maniak. Kita disajii yang mirip-mirip, entah ini yang diminta produser. Musik Indonesia musik cukong, artis ditikte cukong. Produser hanya memikirkan kwantitas. Saya tidak mau seperti itu. Adapun Teguh Esha adalah pengarang Novel Ali Topan. Lahir di Banyuwangi 8 Mei 1947. Ayahnya seorang tukang listrik dari Madura dan ibunya tukang jahit. Teguh masih di tingkat V Publisistik Universitas Prof. Dr. Mustopo, sekaligus tingkat III FIS UI jurusan politik. Ia pernah jadi ketua IMADA (1973 - 1975), wakil pimpinan majalah Sonata, dan kemudian sejak 1976 Pimpinan Redaksi majalah Le Laki. Sekarang preman. Lagu Ali Topan yang dinyanyikan Franky dan Jane adalah ciptaannya, baik musik maupun melodi. Ditanya tentang Mogi Darusman ia berkata. "Musiknya memang baik. Ia bagus sebagai penyanyi dan mengaransir. Tetapi pribadinya meragukan. Baginya tujuan menghalalkan cara. Ada kesan ia seorang bajingan," katanya terus terang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus