Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Kehangatan dari Rumah Sakit Korea

Musim kedua serial Hospital Playlist masih penuh dengan kisah para dokter, pasien, dan keluarga yang membuat hati terasa hangat. Sama sekali tak berkisah tentang pandemi.

3 Juli 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Hospital Playlist

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI kantin yang ramai, di hadapan makanan yang harus mereka telan demi bertahan, dua ibu berbincang tentang kemungkinan buah hati mereka mendapat donor jantung. Yang satu bermata sembab, yang lain tersenyum menyemangati. Yang satu baru saja mengetahui anaknya sakit kritis, yang lain sudah lama menjadi pengunjung tetap rumah sakit untuk menjaga anaknya yang bertahan hidup hanya dengan alat pemompa jantung. “Kita ini pelari maraton,” ujar ibu yang lebih berpengalaman.

Di lorong-lorong rumah sakit yang berdengung dengan kesibukan, kita kerap luput menangkap betapa setiap orang di dalamnya punya kisah untuk dituturkan. Apakah dokter yang mengernyitkan kening itu baru saja merampungkan operasi besar? Apakah ibu yang termenung itu telah mendapatkan donor hati untuk bayinya? Apakah pasien yang terbaring di instalasi gawat darurat itu punya anggota keluarga yang dapat menemani?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hospital Playlist Season 2. tvn/Netflix

Terlebih pada hari-hari ini, saat tenaga kesehatan dan pasien lebih sering muncul sekadar sebagai angka-angka dalam kurva yang membuat gelisah, kita terasa makin perlu untuk mengamati lebih dalam dan menemukan berbagai cerita dari mereka yang bersilangan jalan di sebuah tempat bernama rumah sakit. Tempat tragedi sekaligus mukjizat dapat terjadi dalam sekali kedipan mata. Serial drama Korea Selatan Hospital Playlist menangkap kisah-kisah itu dari orang-orang yang berada di Yulje Hospital di Seoul.

Musim pertama seri ini tayang pertengahan tahun lalu dan segera mendapat tempat khusus di tengah penikmat drama Korea. Meski bertema dunia kedokteran, serial ini tak menaruh banyak perhatian pada momen-momen dramatik, seperti penyelamatan nyawa pasien kritis pada detik-detik terakhir atau penemuan obat tak terduga bagi penyakit tak tersembuhkan. Cerita juga tak bertumpu pada satu sosok di luar kebiasaan, seperti Gregory House, dokter nyentrik di serial House; atau Shaun Murphy, dokter bedah jenius dengan autisme dalam The Good Doctor. Episode yang direkam justru cerita sehari-hari dari orang-orang biasa dan karena itu terasa tulus dan hangat.

Juni ini, musim kedua yang dinanti-nantikan dimulai. Hingga ulasan ini ditulis, sudah tiga dari dua belas episode musim kedua yang tayang di Netflix. Kita mesti sabar menunggu Kamis malam mendatang untuk berjumpa dengan Geng 99.

Geng 99 merupakan pusat dari serial ini. Mereka adalah lima dokter dengan spesialisasi masing-masing yang telah bersahabat sejak bertemu pada masa orientasi sekolah kedokteran, lebih dari dua dekade silam (tepatnya pada 1999). Ada Lee Ik-jun (Jo Jung-suk), ahli bedah umum yang kocak; dan Ahn Jeong-won (Yoo Yeon-seok), dokter bedah pediatri yang lembut dan dermawan. Yang tak suka basa-basi tapi perhatian adalah Kim Jun-wan (Jung Kyung-ho), ahli bedah kardiotoraks. Lalu ada Yang Seok-hyeong (Kim Dae-myung) sebagai spesialis kandungan yang santai dan Chae Song-hwa (Jeon Mi-do), ahli bedah saraf dan satu-satunya perempuan sekaligus jangkar dalam geng itu. Persahabatan mereka lekat, alami, dan penuh tawa. Jika tak sedang berpraktik, mereka berkumpul di rumah Seok-hyeong dan bermain musik bersama membawakan lagu-lagu nostalgia.



Lima dokter utama dalam serial ini memang terasa terlalu indah untuk menjadi tokoh nyata. Kelima orang itu akan meninggalkan apa pun yang sedang mereka lakukan begitu mendapat panggilan darurat dari rumah sakit. Mereka juga tak pernah buru-buru saat menerima konsultasi dan menyediakan diri untuk menjelaskan sedetail mungkin kondisi tiap pasien. Di luar itu, Geng 99 adalah manusia-manusia berhati lurus yang tak tergoda pada intrik politik rumah sakit ataupun gratifikasi dari pasien yang merasa berutang budi. Mereka pintar, profesional, beretika, dan—yang paling penting—tetap tahu cara bersenang-senang.

Setiap hari, kelima sahabat ini berinteraksi dengan pasien dan anggota keluarganya yang membawa beban berbeda-beda. Juga dengan dokter magang dan tenaga kesehatan lain yang berada di luar lampu sorot tapi tetap punya cerita. Tentu saja, masing-masing anggota Geng 99 juga memiliki kisah personal terkait dengan keluarga dan romansa. Kelindan cerita-cerita ini yang mengalir pada setiap episode dan dituturkan tanpa menjadi berlebihan.

Pada permulaan musim kedua ini, kita melihat para dokter berhadapan dengan kasus-kasus yang memilin hati. Di episode dua, misalnya, Ik-jun berhadapan dengan pasien yang sudah dua kali menjalani operasi transplantasi hati, tapi tetap tak cukup peduli untuk menghentikan kebiasaan minum alkoholnya. Sementara itu, Seok-hyeong tak dapat menyelamatkan janin muda dari orang tua yang telah berjuang sekuat tenaga. Pada ujung hari, dua sahabat ini duduk bersisian di taman rumah sakit di bawah temaram senja musim dingin. Mereka bertukar cerita tentang pasien yang baru saja mereka hadapi. Lalu keduanya terdiam lama, berpikir tentang mereka yang memiliki hidup tapi disia-siakan dan yang tak sempat hidup meski telah diusahakan.

Jeon Mi-do dan Jo Jung-suk dalam Hospital Playlist. tvN/Netflix

Untuk urusan istilah dan tindakan medis, produksi serial ini juga tak mengada-ada. Banyak kanal dokter dan pakar kesehatan di YouTube yang mengulas tiap episode dan menyatakan betapa akuratnya adegan demi adegan dalam drama ini. Ini dimulai dari kultur interaksi dokter dan pasien di Korea Selatan hingga teknis penyakit dan pengobatan yang dilontarkan. Sebagian pengambilan gambar serial ini dilakukan di setting yang dibangun khusus dan dibuat menyerupai rumah sakit sungguhan yang terang, bersih mengkilap, dan dilengkapi perlengkapan canggih serba digital.

Musim ini juga menjadi musim yang lebih semarak dengan cinta. Pada episode terakhir musim lalu, kita ditinggalkan dengan adegan Ik-jun menyatakan perasaannya kepada Song-hwa. Kita memasuki musim ini dengan ekspektasi besar akan kelanjutan kisah cinta mereka. Sementara itu, pasangan yang telah bersemi di musim lalu, Jeong-won dan Gyeo-wool (Shin Hyun-bin), makin berbunga-bunga.

Masih banyak episode untuk dinanti pada musim kedua ini. Meski produksi serial dilakukan di tengah pandemi, plot cerita tampaknya tak akan menyinggung situasi yang sedang menimpa kita kini. Namun justru ini pilihan yang patut dihargai. Di tengah banyak berita buruk, sedikit asupan kisah hangat dari Hospital Playlist pada dunia yang masih baik-baik saja dapat menjadi terapi yang menyembuhkan hati.

MOYANG KASIH DEWIMERDEKA

Hospital Playlist 2

Sutradara:
Shin Won-ho

Penulis skenario:
Lee Woo-jung

Pemain:
Jo Jung-suk, Jeon Mi-do, Yoo Yeon-seok, Jung Kyung-ho, Kim Dae-myung

Jumlah episode:
12

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Moyang Kasih Dewi Merdeka

Moyang Kasih Dewi Merdeka

Bergabung dengan Tempo pada 2014, ia mulai berfokus menulis ulasan seni dan sinema setahun kemudian. Lulusan Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara ini pernah belajar tentang demokrasi dan pluralisme agama di Temple University, Philadelphia, pada 2013. Menerima beasiswa Chevening 2018 untuk belajar program master Social History of Art di University of Leeds, Inggris. Aktif di komunitas Indonesian Data Journalism Network.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus