Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Berita Tempo Plus

Bala Nekat Berujung Krisis

Inggris berkeras menggelar laga final Piala Eropa di London dan meminta tambahan kuota penonton meski kota itu masih dilanda pandemi Covid-19. Kerumunan penonton dapat memicu pertambahan jumlah kasus.

3 Juli 2021 | 00.00 WIB

Keramaian dari luar stadion Stadion Wembley, London, Inggris , 29 Juni 2021./REUTERS/John Sibley
Perbesar
Keramaian dari luar stadion Stadion Wembley, London, Inggris , 29 Juni 2021./REUTERS/John Sibley

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Hampir 1.300 suporter Skotlandia yang menonton Piala Eropa di London tertular Covid-19.

  • Inggris masih yakin pertandingan final di stadion Wembley dapat digelar dengan aman.

  • WHO mengingatkan risiko penularan yang meningkat karena kerumunan orang seperti para suporter yang menonton langsung pertandingan Piala Eropa. .

KOTA London riuh oleh suara lusinan anggota Tartan Army, suporter tim nasional sepak bola Skotlandia, yang bernyanyi dan memainkan musik dengan bagpipe pada Jumat, 18 Juni lalu. Mereka datang memberikan dukungan untuk tim Skotlandia yang akan melawan Inggris dalam babak penyisihan Grup D Piala Eropa di Stadion Wembley, London. Seperti dilaporkan The Guardian, ribuan suporter Skotlandia datang ke kota itu, termasuk mereka yang tak memegang tiket tapi tetap ingin menikmati keramaian di bar dan restoran. “Tak ada pesta tanpa Skotlandia,” demikian mereka bernyanyi di Leicester Square, yang menjadi pusat aktivitas Tartan Army.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Iwan Kurniawan

Iwan Kurniawan

Sarjana Filsafat dari Universitas Gadjah Mada (1998) dan Master Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina (2020. Bergabung di Tempo sejak 2001. Meliput berbagai topik, termasuk politik, sains, seni, gaya hidup, dan isu internasional.

Di ranah sastra dia menjadi kurator sastra di Koran Tempo, co-founder Yayasan Mutimedia Sastra, turut menggagas Festival Sastra Bengkulu, dan kurator sejumlah buku kumpulan puisi. Puisi dan cerita pendeknya tersebar di sejumlah media dan antologi sastra.

Dia menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (2020).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus