Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku

Narasi Saksi Akrobat Pajak

Sebuah buku yang menggambarkan lika-liku seorang whistle-blower yang membongkar kasus penyimpangan pajak. Mendetail dan menegangkan.

14 Juli 2013 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saksi Kunci: Kisah Nyata Perburuan Vincent, Pembocor Rahasia Pajak Asian Agri Group
Penulis: Metta Dharmasaputra
Penerbit: Tempo, 2013
Tebal: 445 halaman

November 2006 hingga Desember 2012 adalah masa penting dalam hidup seorang Metta Dharmasaputra, mantan wartawan Tempo. Kurun waktu yang sama juga sama pentingnya bagi Vincentius Amin Sutanto, mantan karyawan Asian Agri, bagian dari Grup Raja Garuda Mas milik pengusaha Sukanto Tanoto.

Dua lelaki ini bertemu pada akhir 2006 setelah Vincent, yang tengah dalam pelarian di Singapura, menghubungi Metta untuk berbagi data tentang penyimpangan pajak yang dilakukan kantornya. Sebagai group financial controller di Asian Agri, dia mengetahui lalu lintas keuangan yang dilakukan perusahaannya, termasuk sederet rekayasa transaksi yang berujung pada pengecilan jumlah pajak.

Vincent sendiri bukanlah malaikat. Dia pernah mencoba membobol brankas perusahaan, yang dia akui secara terbuka. Namun data yang dia miliki berkontribusi besar terhadap pembongkaran praktek manipulasi pajak yang mengakibatkan kerugian negara Rp 1,2 triliun. Pada Desember 2012, Mahkamah Agung memutus Asian Agri harus membayar Rp 2,3 triliun.

Buku ini menggambarkan lika-liku Vincent sebagai peniup peluit (whistle-blower) yang membongkar kasus tersebut, sejak kontak pertama Vincent dengan penulis buku ini, saat Vincent masuk tahanan, diadili, dan jadi narapidana karena tudingan penggelapan uang perusahaan. Perannya menjadi penting karena dia menjadi informan utama Tempo ketika mengangkat liputan tentang manipulasi pajak PT Asian Agri.

Liputan Tempo sendiri tak terpublikasi dengan mulus. Bahkan, ketika liputan itu belum terbit di majalah Tempo, Asian Agri telah memegang naskah yang ditulis redaksi. Setelah majalah itu terbit-dengan judul sampul "Akrobat Pajak?" pada awal Januari 2007-sekelompok wartawan mendadak mempertanyakan kesahihan liputan tersebut. Apalagi ketika disebut bahwa Metta juga terlibat dalam "upaya kemanusiaan" yang mengusahakan bantuan dana bagi Vincent di penjara dan keperluan menyewa pengacara.

Tak hanya itu, sekelompok pengajar dari Jurusan Komunikasi Universitas Gadjah Mada ikut membuat penelitian pesanan yang ujungnya menyalahkan liputan tersebut. Belum lagi dengan beredarnya cetakan pesan pendek dari telepon seluler Metta, yang menggambarkan komunikasinya dengan rival bisnis Sukanto Tanoto.

Meski sekilas mirip fiksi-karena ditulis dengan gaya narasi yang apik-semua data yang termuat dalam buku ini bersumber pada fakta dan dokumen sehingga kita menemukan banyak kisah yang belum pernah terbit di media massa. Buku ini menggambarkan pertarungan panjang antara Asian Agri di satu sisi dan Tempo plus Vincent di sisi lain.

Perusahaan dengan amunisi keuangan tak terbatas bisa melakukan banyak hal untuk membuat kasus ini lebih menguntungkan korporasi milik pengusaha asal Medan tersebut. Dari pembentukan opini publik, mempengaruhi akademisi, sampai mempengaruhi para wartawan media lain. Kuku tajam yang mencengkeram sejumlah instansi pemerintah bukan mustahil juga hasil lobi kuat mereka kepada sejumlah aparat hukum.

Buku ini menggambarkan detail berbagai peristiwa yang menegangkan. Buku ini juga sesungguhnya merangkai konteks dari aneka peristiwa, baik yang terjadi pada level pribadi Vincent, pergulatan di dalam majalah Tempo, hingga ke tingkat pertarungan antarinstansi pemerintah-Direktorat Pajak, kepolisian, dan kejaksaan-dalam merespons kasus ini. Mereka yang terlibat ditulis dengan terang dalam buku ini.

Tak berlebihan jika buku ini disejajarkan dengan kecermatan serta ketelitian yang dilakukan Bondan Winarno ketika menulis buku Bre X: Sebungkah Emas di Kaki Pelangi (1997). Buku ini pun tak luput menyorot sisi kehidupan pribadi Vincent yang sangat manusiawi: orang yang cinta keluarga, takut penjara, hingga bergidik akan balas dendam perusahaan.

Buku ini layak dibaca oleh jurnalis, akademikus, dan mahasiswa jurnalistik sebagai contoh cara melakukan jurnalisme investigasi, berikut lika-liku plus risiko yang dihadapi. Kalangan pembaca umum pun akan mendapat manfaat dari buku ini dengan mengetahui duduk perkara di balik kasus ini. Mungkin tak semua orang akan setuju dengan Metta, tapi biarlah mereka yang tak puas menulis buku tersendiri. Yang pasti, buku ini memaparkan lengkap seluk-beluk manipulasi pajak dengan jumlah terbesar dalam sejarah pajak Indonesia.

Ignatius Haryanto, pengajar jurnalistik, Direktur Eksekutif LSPP, Jakarta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus