Nggak suka basuki abdullah

DEDE, sebentar lagi 22 tahun, tak pintar ngomong. Tapi di bawah ini sedikit petikan wawancaranya dengan pembantu TEMPO akhir tahun 1977: Sikap anda terhadap Basuki Abdullah bagaimana? Wah, jelas nggak suka saya. Sejak mulai di SD saya nggak suka dia. Lukisannya dimanis-maniskan hingga nggak ada karakter dari setiap hal yang dia gambarkan. Kalau dalam musik seperti Idris Sardi. Sampai sekarang berapa lukisan anda? Delapan belas. Lima di antaranya potret diri. Saya memang dulu lebih sering membuat potret-diri karena saya memerlukan semacam studi. Misalnya studi tentang kulit, rambut, urat dan lainnya. Kenapa anda keluar dari SSRI Di SSRI saya tak merasa puas dengan kurikulumnya dan masa sekolannya yang 4 tahun. Terlalu lama. Di samping itu ternyata bagi saya sekolah terlalu banyak menyita waktu hingga tak sempat buat bereksperimen. Apa yang menghambat anda dalam bekerja, dan apa yang mendorong? Penghambat utama bagi saya adalah syahwat. Maksud saya jika timbul syahwat, saya tak bisa bekerja dengan baik. Pendorong saya adalah musik. Senang tinggal di Yogya? Saya tetap akan di Yogya. Yogya tempat kelahiran saya yang kedua. Di sini saya tumbuh jadi pelukis. Masih dapat kiriman uang dari orangtua? Kiriman dari kakak saya. Habisnya untuk beli cat minyak dan kanvas dan kaset.