Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku

Orang-orang bersemu rasa

Pengarang: hildred geertz jakarta grafiti, 1983 resensi oleh: selo soemardjan. (bk)

14 Mei 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KELUARGA JAWA Oleh: Hildred Geertz Penerbit: PT Grafiti Pers, Jakarta, 1983, 188 halaman. MUTU suatu karangan ilmiah di bidang ilmu-ilmu sosial selalu tergantung pada kecerdasan ilmuwan yang menyusun karangan dan caranya mengumpulkan data buat karangan itu. Syarat-syarat demikian terutama diperlukan apabila seorang ilmuwan di bidang ilmu-ilmu sosial hendak menulis tentang tata hidup suatu masyarakat yang kebudayaannya berbeda dari kebudayaan masyarakat dari mana pengarang itu berasal. Berdasarkan ukuran itu maka saya berpendapat bahwa Hildred Geertz, penulis buku yang terjemahannya berjudul Keluarga Jawa, berhasil dengan baik menyelami tata hidup, hubungan kekeluargaan, dan ketetanggaan orang Jawa di Kota Mojokuto. Karena penelitian untuk buku ini dilakukannya bersama suaminya, Clifford Geertz, maka dapat diduga, penulis dalam melakukan analisa bahan-bahan penelitian serta penyusunan buku ini tidak luput dari pengaruh pendampingnya. Clifford Geertz pengarang buku The Religion of Java, terkenal di kalangan antropologi, antara lain, dengan pandangannya bahwa masyarakat petani di Jawa karena agricultural involution makin lama makin melarat. Salah satu aspek yang menjadikannya bertambah terkenal adalah gambaran tentang adanya golongan santri, abangan, dan priyayi dalam masyarakat Jawa. Namun terlepas dari pengaruh Clifford Geertz, buku Keluarga Jawa menunjukkan bahwa penulisnya menguasai benar konsep-konsep ilmu antropologi sosial, sehingga masyarakat Jawa di Mojokuto dapat disorotinya dengan terang dan tampak banyak aspeknya -- yang buat orang awam tidak menarik perhatian. Misalnya, hubungan antara suami dan istri? antara bapak dan ibu dan anak laki-laki atau anak perempuan, serta antara kakak dan adik, baik laki-laki atau perempuan. Berbagai variasi hubungan intrakeluarga dapat digambarkan dengan daya analisa yang hanya ada pada seorang ilmuwan antropologi yang sudah matang dalam ilmunya. Lebih dari itu Hildred Geertz berhasil mengungkapkan nuansa yang halus dalam hubungan kekeluargaan yang ditelitinya. Sering dikatakan bahwa dalam suatu usaha ilmiah seorang ilmuwan harus mampu memisahkan daya berpikirnya dari perasaannya. Tapi dalam studi antropologi, seperti tercermin dalam buku Keluarga Jawa, tanpa perasaan, atau mungkin tanpa intuisi seorang asing tidak mungkin menangkap makna yang benar dari tingkah laku orang Jawa yang senantiasa bersemu rasa -- tidak mengungkapkan sesuatu dengan bahasa yang tegas. Hasil yang jernih dari penelitian itu sebagian juga dimungkinkan karena persiapan yang cermat dan matang sebelum penulis terjun ke dalam masyarakat Jawa yang akan diteliti. Dalam usaha persiapan itu termasuk pengumpulan pengetahuan dari buku-buku mengenai Indonesia dan masyarakat Jawa -- pengetahuan mana diperdalam melalui diskusi dengan anggota kelompok Harvard yang akan mempelajari masyarakat Jawa. Persiapan dilengkapi pula oleh penulis dengan belajar bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Sayang tidak didapat keterangan apakah yang dipelajari bahasa Jawa ngoko, madya, atau krama inggil. Namun penulis dapat mewawancarai responden tanpa perantara penerjemah. Dalam menilai buku ini, sekiranya ada hal yang perlu mendapat perhatian, maka itu terletak pada judul. Judul Keluarga Jawa menimbulkan kesan, seolah-olah buku ini sudah mencakup tata hidup keluarga seluruh suku Jawa yang beranggotakan beberapa puluh juta manusia. Padahal yang diteliti hanya keluarga-keluarga dalam satu golongan penduduk kampung di kota kecil Mojokuto saja. Betapa pun teliti dan jelas uraian dalam buku ini, bagi mereka yang mengenal masyarakat Jawa lebih lama dan lebih luas, masih ada golongan lain dengan tata hidup yang lain pula daripada yang digambarkan Hildred Geertz. Misalnya, golongan petani Jawa, golongan pegawai negeri sipil, golongan ABRI, golongan wiraswasta menengah yang dalam banyak hal berbeda tata hidupnya, intra dan interkeluarga, daripada keluarga-keluarga yang diteliti penulis. Bahkan tampak juga perbedaan-perbedaan itu menurut daerah. Keluarga dari Yogyakarta dan Surakarta, ataupun dari daerah pesisir, tidak dapat dikatakan sama adat istiadat, peri kelakuan, dan sikap hidupnya dibandingkan dengan keluarga-keluarga di Mojokuto. Buku ini tidak hanya dimengerti oleh para antropolog saja. Juga orang awam pun mudah menangkap apa yang disajikannya. Kecuali bahasanya yang sederhana maka pembaca juga mudah tertarik oleh contoh-contoh mengenai kejadian dalam kehidupan kekeluargaan dan ketetanggaan yang tersebar di seluruh buku. Dalam uraian yang dijelaskan dengan contoh-contoh itu tidak hanya digambarkan struktur keluarga dan komposisi rumah tangga, tetapi ditelusuri pula berbagai unsur kekeluargaan mulai dari kehamilan seorang wanita, kelahiran bayi, cara mengasuh dan melatih bayi, hubungan sosial dalam masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa perkawinan, perceraian, sampai kematian. Malahan, meskipun tidak mendalam, penulis mencoba mengutarakan nilai-nilai kejawen dalam keluarga orang Jawa. Akhirnya dapat dikatakan buku Keluarga Jawa ini merupakan sumbangan yang pantas dihargai -- terutama untuk mengetahui secara umum tata hidup keluarga Jawa di daerah perkampungan dalam Kota Mojokuto. Selain itu metode ilmiah yang diterapkan Hildred Geertz dalam penelitiannya perlu diperhatikan oleh setiap sarjana ilmu-ilmu sosial yang hendak menjalankan penelitian antropologi di dalam masyarakat mana pun juga. Selo Soemardjan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus