Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Patung celeng hitam dari tanah liat itu digantung di pagu ruang depan galeri. Posisi celeng itu, yang berukuran sedikit lebih besar daripada kucing,terbalik. Keempat kakinya diikat tali dadung ke atas. Perutnya berlubang. Djoko Pekik, si pemilik galeri, mengisi perut patung itu dengan uang, cengkeh, beras, dan mobil-mobilan.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo