Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, JAKARTA - Roasting adalah salah satu bahasa gaul yang kini populer di masyarakat, terutama pengguna media sosial. Istilah ini identik dengan tindakan mengkritik atau mengolok-olok seseorang dengan candaan sehingga terdengar lucu dan menghibur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Roasting banyak digunakan dalam kegiatan komedi tunggal atau stand up comedy. Dalam dunia pertunjukan tersebut, roasting dikenal sebagai teknik di mana seorang komedian menggunakan humor untuk menyerang seseorang secara verbal. Serangan ini bukan berupa kekerasan fisik, melainkan melalui kata-kata atau frasa yang disampaikan secara jenaka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lebih lanjut, berikut rangkuman informasi selengkapnya mengenai pengertian roasting, ciri-ciri, dan etika dalam melakukannya.
Roasting Adalah
Berdasarkan Cambridge Dictionary, roasting adalah tindakan mengkritik seseorang dengan cara keras. Roasting juga dapat diartikan sebagai kesempatan ketika seseorang dengan lucu mengkritik dan membuat lelucon tentang orang terkenal di acara publik untuk menghormati orang tersebut.
Roasting merupakan bentuk komedi yang melibatkan ejekan, tetapi bertujuan untuk menghargai orang lain dengan cara unik. Roasting adalah tradisi komedi Amerika Serikat yang sudah ada sejak 1950-an.
Salah satu acara komedi roasting yang paling terkenal adalah Comedy Central Roast pada 2003. Acara ini pernah mengundang tokoh-tokoh besar, seperti Pamela Anderson, Justin Bieber, dan Presiden Donald Trump.
Saat ini, bahan lelucon dalam roasting menjadi sarana kritik sosial. Sebab, roasting tidak hanya menjadi sarana hiburan untuk melepaskan beban psikis melalui komedi. Namun, roasting juga menjadi wadah melakukan kritik sosial dari pengawasan masyarakat yang peduli terhadap peristiwa dan keadaan sekitar.
Roasting selalu menjadikan fenomena, isu, atau peristiwa sosial yang menarik untuk dijadikan bahan dalam membuat komedi.
Ciri-Ciri Roasting
Dalam pertunjukan stand up comedy, roasting memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dengan teknik lain.
Menggunakan Humor
Roasting bertujuan untuk menghibur dan membuat orang tertawa, dengan sindiran yang disampaikan melalui humor atau komedi untuk menjaga suasana tetap ringan.
Tidak Bersifat Serius
Roasting tidak dimaksudkan untuk merendahkan atau menyakiti perasaan seseorang, melainkan untuk memberikan ejekan dengan cara santai yang biasanya diterima secara positif.
Membagikan Keburukan dan Kekurangan
Roasting sering kali mengungkap kekurangan atau keburukan seseorang, namun disajikan dalam konteks humor yang menghibur, seperti mengenai penampilan atau perilaku.
Kreatif dalam Berekspresi
Roasting dikenal dengan penggunaan bahasa dan kata-kata yang kreatif, di mana orang yang ahli dalam roasting dapat menyampaikan sindiran yang lucu dan cerdas.
Seringkali Tidak Dimaksudkan untuk Menyinggung
Roasting biasanya dilakukan antara teman atau di antara orang yang sudah saling mengenal, dengan tujuan untuk membuat orang lain tersenyum tanpa menyinggung perasaan mereka.
Peringatan dan Etika Roasting
Dalam melakukan roasting, seorang pelawak atau komika harus menggali latar belakang, kegiatan, atau ciri-ciri unik orang yang menjadi sasaran. Roasting pada dasarnya bertujuan untuk "memanas-manasi" dengan cara yang menghibur dan bukan dengan serangan fisik.
Namun, roasting memiliki unsur materi dalam batas komedi atau lelucon belaka. Roasting dalam stand up comedy berhubungan dengan kritik terhadap fenomena sosial dari tokoh tertentu yang menjadi sasaran.
Selain itu, roasting tidak bisa dilakukan sembarangan, karena harus ada persetujuan dari orang yang menjadi sasaran. Hal ini untuk memastikan bahwa bahan lelucon yang digunakan telah disetujui bersama.
Produser acara dan orang yang akan di-roasting biasanya membuat kesepakatan sebelumnya mengenai materi yang boleh dibahas di depan publik. Selain berupa ejekan, roasting juga bisa mencakup pujian tulus, sehingga sasaran roasting bisa menerima humor tersebut sebagai kritik yang ringan dan bukan sebagai penghinaan serius.
Rachel Farahdiba R berkontribusi dalam penulisan artikel ini.