Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Sardono W. Kusumo dan Hanindawan mementaskan sastra panggung Penggali Timah.
Mereka mengadaptasinya dari naskah drama Penggali Intan dan Penggali Kapur karya Kirdjomuljo.
Ada sisipan interlud, selingan oleh seseorang yang menyampaikan pesan yang terkandung dalam cerita.
BIJIH timah tak lagi ditemukan, biarpun lahan digali hingga porak-poranda, biarpun jatuh korban nyawa. Keserakahan menyingkirkan segalanya, termasuk kasih sayang dua manusia. Mengalunlah nyanyian “Ibu Pertiwi” yang merintih dan berdoa, terkenang hutan, gunung, sawah, lautan, simpanan kekayaan yang dijarah dengan semena-mena.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul Ibu Pertiwi dan Tanah Air yang Kaya Raya