Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Pentingnya sepotong dialog

Wawancara dengan boby sandi sehubungan dengan pembuatan arjuna mencari cinta. larangan deppen dalam menggunakan kata arjuna membuat sutradara kebingungan.

19 Januari 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BOBBY Sandi pernah membantu sutradara Wim Umboh dalam sekitar 10 judul film. Dia sendiri sudah menyutradarai antara lain Sentuhan Cinta, Gaun Pengantin dan Laki-laki dalam Pelukan. Mencari Cinta adalah filmnya yang ke-7. "Kalau ada beban dalam menggarap film Mencari Cinta, itu terutama dalam hal menangani pemain baru," ujarnya pada TEMPO. Itu menyebabkan pengambilan-gambar-ulang (retake) sampai 6-7 kali. Akibatnya, banyak bahan baku dihabiskan -- sampai 142 ken. Dengan 80 ken, film semacam itu sudah harus bisa selesai. Maka akhirnya biaya produksinya melebihi taksiran awal. Kerewelan Deppen pun menyebabkan dia dan kedua produsernya sedikit groggy. Semula mereka berusaha mempertahankan nama Arjuna agar diizinkan dipakai untuk judul serta sepotong dialog saja. Tapi Deppen tetap melarangnya. Dan mereka akhirnya angkat tangan. "Padahal penyebutan nama Arjuna dalam dialog itu sangat penting," kata Bobby Sandi. Yaitu ketika di bawah ancaman senjata Papi Arimbi, tokoh utama berkata: "Saya Arjuna, teman sekolah dan pacar Arimbi." Diselipkannya tokoh guru dengan segala nasihatnya, diakuinya sebagai upaya agar lolos sensur. Memang tak sepotong gambar pun digunting Badan Sensor Film. Waktu-putar (running time) yang terbatas dijadikannya alasan kenapa tak bisa masuk seluruh bagian dari novel. "Dengan pertimbangan daripada film itu nanti dipotong seenaknya oleh operator film di gedung bioskop, bagian-bagian itu saya buang," katanya. Toh filmnya tetap agak panjang: 150 menit. "Saya tidak mendekati novel (Arjuna Mencari Cinta karya Yudhistira Ardi Noegraha -- red.) itu sebagai karikatur karena saya takut filmnya menjadi konyol. Membuat film komedi itu lebih sulit daripada membuat film drama," katanya lagi. "Meskipun begitu saya tetap berusaha agar tidak mengecewakan pengarangnya. Apalagi karena novel itu begitu komplit dan memberikan banyak bahan."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus