Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia sangat Asia dan selalu bangga dengan keasiaannya. Bahkan dia ingin agar Asia berbudaya kuat, memiliki jati diri sendiri di perfilman dunia. Philip Cheah, Direktur Singapore International Film Festival dan kurator Jogja Netpac Asian Film Festival, memang telah malang-melintang mempromosikan film Asia ke berbagai festival internasional.
Menurut dia, Asia memiliki potensi yang sangat besar. Dia prihatin melihat film Asia hanya menjadi bunga dalam berbagai ajang festival internasional. Terlebih bila ada pembuat film Asia yang justru mematut diri agar filmnya diakui dunia Barat. "Jadi, budaya Asia ini harus selalu ditumbuhkan," tuturnya.
Philip seorang sederhana, rendah hati tapi memiliki pemikiran global. Semangatnya untuk terus mempromosikan film Asia tak pernah pudar. Meski dengan jalan terseok-seok, dia tetap melakoninya, tanpa kenal putus asa. Lihat saja ketika menyelenggarakan Singapore International Film Festival beberapa bulan lalu, dia sampai sempat diusir dari kantor karena masa sewanya habis.
Perhatiannya terhadap film sesungguhnya dimulai sejak dia masih menjadi wartawan pada 1982. Selama enam tahun dia menekuni profesi itu, lalu bekerja sebagai editor majalah budaya Big O. Dia juga anggota Dewan Penasihat dan Kritikus Film Asia di Network the Promotion of Asian Cinema (Netpac), yang dibentuk pada 1994.
Sebagaimana tahun sebelumnya, di Jogja Netpac Asian Film Festival Kedua ini, ayah dua anak ini hadir sebagai kurator. Berikut bincang-bincang wartawan Tempo L.N. Idayanie dengan Philip Cheah.
Apa yang Anda lihat dalam JAFF 2007 ini?
Tahun ini JAFF banyak mengangkat film pendek. Saya pikir ini langkah awal karena JAFF tahun depan akan lebih banyak berkonsentrasi pada film yang mempunyai spirit kebebasan. Untuk sekarang mungkin masih sulit dimengerti dan mungkin banyak orang tidak ingin membicarakannya. Jadi, dengan spirit kebebasan, orang akan cepat mengerti perbedaan setiap ide.
Bila dibanding JAFF tahun sebelumnya, bagaimana kualitas film para peserta tahun ini?
Festival kali ini memang berbeda. Kerja sebesar ini biayanya kecil. Mereka memiliki anggaran sedikit tapi saya pikir mereka melakukannya dengan baik. Dana terbatas bukan halangan untuk menyelenggarakan pesta film seperti ini. Lihat saja ada ratusan voluntir ikut membantu. Dengan komunitas anak muda Yogyakarta yang penuh semangat, semua bisa berjalan dengan lancar. Yogya adalah tempat yang sangat bagus melakukan semua hal. Mereka memiliki komunitas yang mumpuni. Ini pusat sebuah penyelenggaraan di mana tinggal orang-orang yang haus memikirkan sesuatu.
Menurut Anda, bagaimana masa depan film Asia?
Saya pikir prospek film Asia sekarang ini sangat bagus. Banyak pembuat sinema Asia muncul. Padahal sebelumnya mereka tidak menggunakan film sebagai media berkarya. Jadi ini suatu topik bahasan baru dan ide baru, bahwa semua bisa dimulai dengan kamera.
Tapi selama ini film Asia tidak banyak mendapat perhatian dari masyarakat Asia sendiri. Mengapa?
Ya. Karena itu kami mencoba mengaktualisasi pengetahuan unik yang bisa menarik perhatian orang, dalam konteks Asia. Saya berpikir, Asia ini seperti permata yang akan berkilau bila sudah digosok. Ke depan, ini akan menjadi konteks menarik di wilayah masing-masing.
Apa yang Anda lakukan dengan keadaan itu?
Saya akan terus bekerja lewat Netpac. Kami telah melakukan promosi sejak 1994, ke Asosiasi Sinema Asia. Saya pikir sekarang sudah ada sekitar dua puluh festival, dan ini akan menjadi jalan membuka diskusi dan pengajaran agar orang-orang bisa melihat sinema masing-masing. Sejak tahun lalu, Netpac melakukannya di Yogya, lewat berbagai program. Mempopulerkan sinema Asia ini memang harus dilakukan sangat perlahan dan tidak sembarangan. Kami ingin membuat semua orang tidak merasa terbebani dengan program ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo