Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku

Picasso dan Perangnya

Buku yang membahas kelahiran Guernica, karya terbesar Picasso (dan mungkin paling megah), serta perjalanan hidup seniman besar itu.

27 Juli 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perang Picasso: Hancurnya Sebuah Kota dan Lahirnya Sebuah Mahakarya
Penulis: Russell Martin
Penerbit: Atmamedia, Tangerang, 2015
Tebal: xiv + 235 halaman

Penghancuran Kota Gernika oleh blitzkrieg angkatan udara Nazi Jerman pada 26 April 1937 dan lahirnya mahakarya dengan judul sama (Guernica) bukan dua hal yang terpisah. Dalam Perang Picasso, penulis Russell Martin menyampaikan tesis tersebut secara memikat. Ia mengisahkan ulang detail kronologi tragedi kemanusiaan di Spanyol itu sekaligus proses kreatif seniman Pablo Picasso yang dimulai dengan guratan garis-garis pertamanya tiga minggu setelah pengeboman biadab tersebut.

Hampir semua saksi korban berumur 8-10 tahun saat mengalami tragedi Gernika. Salah satunya Angel Vilalta, orang pertama yang mengisahkan. Hampir 20 tahun menekuni kasus ini, Martin mengumpulkan 24 literatur yang membahas tentang sejarah perang saudara Spanyol, biografi Picasso, dan karya itu sendiri.

Sebut saja Guernica! Guernica!: A Study of Journalism, Diplomacy, Propaganda, and History (1977) karangan Herbert Southworth. Ini buku pertama yang membahas hubungan linier antara Guernica dan Gernika. Martin banyak mengutip buku ini untuk menuliskan Bab 1, 7, dan 8.

Ketika mengangkat biografi singkat Picasso, Martin banyak mengacu pada Picasso: His Life and Work (1958) karya Roland Penrose. Bagian ini memuat cerita kehidupan Picasso kecil, menjadi seorang eksil di Paris, dan akhirnya melukis Guernica.

"Sebagai satu-satunya anak lelaki profesor seni, Picasso sudah menunjukkan bakat menggambarnya yang tak lazim sejak umur 10 tahun," tulis Martin. Sayangnya, Martin kurang mengulas lebih dalam mengenai perubahan gaya melukis Picasso, sampai akhirnya merintis aliran kubisme. Padahal fase ini merupakan fase yang cukup penting dalam perjalanan kreatif melukisnya. Sejak saat itu, pada umur 50 tahun, Picasso sudah menjadi pelukis penting dunia.

Kubisme lahir dari semangat pembongkaran subyek lukisan, yang kemudian digambarkan ke dalam pola abstrak silang bersudut acak. Gaya ini jelas menghapus bentuk jelas subyek lukisan yang kerap muncul dalam aliran realisme.

Sejarawan seni asal Inggris, Douglas Cooper, menyebut pelukis kubisme sebagai pelukis "matematis". Itu karena serentetan rumus sketsa panjang yang harus dihasilkan pelukis sebelum mengguratkan kuasnya di atas kanvas. Absennya fase ini membuat Perang Picasso sekilas jadi hanya tampak seperti rangkuman dari buku-buku tentang Guernica yang sudah ada.

Meski begitu, tampaknya Martin tak menganggap kekurangan ini sebagai ihwal yang krusial. Mungkin dia lebih ingin menekankan pada kengerian hancurnya Gernika dan perang batin Picasso saat melukis Guernica. Pena Martin memang cukup impresif dalam menggambarkan dua hal ini. Pekat merah darah dan anyirnya yang begitu menyengat, bau sangit wol domba yang terbakar, rasa dahaga yang pasrah, dan pemandangan para perempuan berlarian untuk menghindari petaka tampak seperti tepat terjadi di hadapan kita saat membaca paragraf-paragraf fase pembantaian warga Gernika.

Martin menerbitkan buku ini pada 2002 dengan judul asli Picasso's War. Tahun ini Ronny Agustinus baru mengalihbahasakan buku tersebut ke bahasa Indonesia. Andaikata proses alih bahasa ini dilakukan pada 2002, atau bersamaan dengan kemunculan generasi muda perupa Indonesia, seperti Yunizar, Yusra Martinus, dan Jumaldi Alfi, mungkin saja keberagaman seni rupa di Indonesia lebih dari gaya formalisme belaka. Mungkin saja.

Amri Mahbub

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus