Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pangeran Diponegoro kecil berjalan keluar dari tembok Keraton Yogyakarta. Bersama nenek buyutnya, Ratu Ageng, Diponegoro yang masih berusia tujuh tahun itu keluar untuk membaur dan merasakan penderitaan rakyat jelata. Diponegoro bocah melihat perempuan-perempuan berjalan membungkuk karena lecutan cambuk tentara Belanda. Lantunan musik keraton ala langendrian atau kesenian Jawa berbentuk dramatari mengiringi langkah Diponegoro (Emmanuel Cahyo Timur Mahija) dan Ratu Ageng (Fitria Trisna Murti).
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo