MENGABDI AGAMA, NUSA DAN BANGSA
Otobiografi H. Abdul Karim (Oey Tjeng Hien)
Penerbit: PT Gunung Agung, Jakarta, 1982, 255 halaman.
INI kisah Oey Tjeng Hien, seorang Tionghoa yang masuk Islam,
lantas berjuang dalam wadah Muhammadiyah, terutama di Bengkulu.
Dengan nama H. Abdul Karim, ia dikenal sebagai pendiri PITI
(Persatuan Islam Tionghoa Indonesia). Setelah organisasi ini
dibubarkan, Babadek -- begitu panggilannya -- kemudian
mendirikan Pembina Iman Tauhid Islam yang khusus bergerak di
bidang dakwah dan pendidikan.
Abdul Karim bersahabat baik dengan Bung Karno, sejak BK dibuang
ke Bengkulu. Dipaparkan perihal hubungan Soekarno dengan
Fatmawati, peranan Karim sebagai kuasa mutlak Soekarno dalam
proses perkawinan BK dan Fat yang rumit dan berbelit-belit.
Tidak kurang menarik kisah dipilihnya dua menteri dari kalangan
Muhammadiyah, masing-masing untuk Menteri Sosial dan Menteri
Urusan Haji.
Sebagai pengusaha, Abdul Karim berperan dalam mengumpulkan dana
untuk Dwikora. Waktu itu seorang pengusaha, konon, bersedia
menambah sumbangan Rp 200 juta asalkan boleh memeluk dan mencium
Bung Karno. Tak lupa aktivis Muhammadiyah ini menceritakan
penemuannya dengan Mayjen Soeharto di hari penyerahan SP 11
Maret. Waktu itu ia menyumbang operasi penumpasan G-30-S/PKI.
"Saya menyerahkan selembar cheque bernilai sekian juta rupiah
dan ratusan lusin baiu kaus dari Pabrik Kaus "Aseli" merk 777,"
tulis Karim pada halaman 180.
Otobiograh ini bukan saja mengungkapkan banyak hal yang gelap
tentang pribadi Soekarno misalnya, tapi bisa dijadikan bahan
banding yang baik untuk beberapa buku serupa. Misalnya: Kuantar
Ke Gerbang, atau Fatmawati, Catatan Kecil Bersama Bung Karno.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini