K.H. ALI MA'SHUM PERJUANGAN DAN PEMIKIRAN-PEMIKIRANNYA Penulis: A. Zuhdi Mukhdlor Penerbit: Multi Karya Grafika, Yogyakarta, 1989, 106 halaman KIAI Haji Ali Ma'shum termasuk salah seorang ulama terkemuka. Di media massa, ia memang kalah populer dibanding K.H. Ahmad Siddiq atau K.H. As'ad Syamsul Arifin, tapi di kalangan warga NU ia tak kalah berkibarnya. Ia terkenal sebagai ulama sepuh yang modern dan pemikiran-pemikirannya menjadi panutan. Buku yang disusun A. Zuhdi Mukhdlor -- seorang bekas santri Pondok Pesantren Al Munawwir Yogya -- ini, dan diterbitkan menjelang Muktamar ke-28 NU akhir November 1989 lalu, berusaha menggambarkan lika-liku perjuangan Kiai Ali Ma'shum dan pemikiran-pemikirannya. K.H. Ali Ma'shum dianggap sebagai salah seorang pelopor pembaruan dalam sistem pengajaran dan pendidikan di pondok pesantren. Dia dikenal sebagai ahli bahasa Arab, dan Pondok Pesantren Al Munawwir yang dipimpinnya dikenal karena kajian Qurannya. Dalam memajukan pesantrennya, Kiai Ali Ma'shum mendorong santrinya tidak hanya memahami Kitab Kuning, juga kitab lainnya. Kiai Ali juga dikenal sebagai ulama yang mempunyai naluri politik yang sangat tajam. Ia adalah salah seorang pelopor penggerak kembalinya NU ke khittah 26. Ia juga tokoh penting dalam proses penerimaan Pancasila sebagai satu-satunya asas. A. Zuhdi Mukhdlor, penulis buku ini, dalam kata pengantarnya mengatakan bahwa untuk mengenal pribadi tokoh, tidak cukup hanya dengan mengenal sejarah perjuangannya, melainkan juga harus mengenal pemikiran-pemikirannya. Dengan begitu, sang tokoh tersebut akan dapat ditangkap secara utuh. Tapi, sayangnya, dalam buku ini tidak muncul sosok dan ketokohan Kiai Ali Ma'shum. Pemikiran-pemikirannya yang ditulis dalam buku ini juga sangat terbatas, sehingga kita tidak dapat "menangkap" sang tokoh secara utuh. Di samping itu, sangat banyak salah cetak di buku ini. Dan alur kisah tidak runtut. Singkatnya, buku ini belum berhasil memunculkan profil dan pribadi Ali Ma'shum secara utuh. Padahal, sisi-sisi manusiawi kehidupan kiai yang meninggal Kamis, 7 Desember 1989, ini sangat menonjol, dan penting diketahui dan diikuti oleh penerus, pengikut, atau pengagumnya. I Made Suarjana
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini