Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku

Rehal-surasono

Pengarang : hilman. jakarta : gramedia, 1986.

7 Maret 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TANGKAPLAH DAKU, KAU KUJITAK! Oleh: Hilman Penerbit: PT Gramedia, Jakarta, 1986, 104 halaman. INGAN, kocak, ceria. Buku ini memang bicara tentang dunia remaja. Lupus, seorang siswa SMA, yang doyan mengunyah permen karet. Model rambutnya yahut, mirip John Taylor. Tampangnya lumayan, kece. Sekali waktu dia jatuh cinta sama si Poppi, ketua kelas yang selalu diantar-jemput naik mobil ke sekolah. Malam Minggu, dia berdandan rapi. Supaya lebih keren, rambut dibentuk dengan styling foam yang disabet dari kamar adik wanitanya. Sial. Turun di halte, hujan lebat. Dandanan luntur. Tapi Lupus bisa serius. Yaitu ketika kantin sekolah tiba-tiba ditutup karena menjual alkohol dalam plastik. Indah, gadis manis anak janda yang membuka kantin, yang biasa dikerubuti cowok, lantas menjala makanan di terminal bis. Lupus menyidik. Dia 'kan wartawan freelance majalah Hai. Diketahui bahwa alkohol sengaja diselundupkan seorang siswi, yang merasa tersaingi oleh Indah. Siswi ini ternyata diperalat oleh Tante Mari, yang berniat mencaplok kantin sekolah. Kisah-kisah dalam buku ini ditulis secara mulus. Orang bisa membacanya seperti naik mobil di jalan bebas hambatan. Idenya berkisar tentang keseharian remaja -- masih punya semangat bermain-main -- dan belum ingin berpikir serius sampai dahi berkerut. Di sini juga dilukiskan hubungan cowok cewek, dan tak harus nyrempet bahaya. Main mata sambil makan bakso, main surat-suratan atau berebut siswi baru adalah soal biasa. Cinta monyet memang begitu, tak pernah ada tindak lanjut sampai ke soal yang serem-serem seperti dalam novel picisan. Seri Lupus kedua yang baru terbit, Cinta Olimpiade, 128 halaman, bicara tentang hal yang sama. Ada Lulu, adik Lupus semata wayang yang keder sering disambangi cowok bergaya bapak-bapak. Merasa kasihan pada adiknya, Lupus mendatangi si cowok. Ia mengatakan adiknya itu belum kepingin pacaran karena masih ingin menamatkan SMP-nya. Setelah putus, diam-diam, ternyata Lulu merasa kehilangan. Sekali waktu Lupus mewawancarai penyanyi beken, muda usia, berwajah aduhai. Penjaga rumah begitu galaknya. Tapi akhirnya si penyanyi malah mengajak naik mobilnya, dan mentraktir makan fried chicken. Dan persahabatan Lupus dengan teman yang dulu sama-sama mewawancarai, nyaris putus, karena si teman cemburu. Lupus seri kedua ini terasa agak "berat". Artinya, tak selancar buku Tangkaplah Daku, Kau Kujitak!. Dan cerita Lupus ini bukan baru. Ia pernah dimuat di majalah remaja Hai. Buku ini agaknya bakal dicari remaja, karena berkisah tentang dunia mereka, dengan bahasa mereka sendiri. Surasono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus