Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Malam itu Sahilin, maestro musik batanghari sembilan, tampil dengan baju batik lengan panjang, gitar bolong, dan kacamata hitam khas yang menutup matanya, yang buta sejak kecil karena cacar air. Dia tampil dalam sebuah hajatan di kawasan Lemabang, Palembang, pertengahan Juli lalu. Di sampingnya berdiri Siti Romlah, yang membalas pantun-pantun yang dilontarkan sang musisi.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo