Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Anime Sakamoto Days mendapat respons positif penonton di platform Netflix.
Anime ini bercerita tentang Taro Sakamoto, pembunuh bayaran top global yang pensiun.
Perjuangan pengisi suara mencari karakter Taro Sakamoto.
BAGI Anda pencinta anime, tentu tak akan melewatkan serial yang sedang hit saat ini. Ya, Sakamoto Days. Anime yang diangkat dari manga karya Yuto Suzuki itu sedang populer di platform streaming film Netflix sejak pertama kali tayang pada 11 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sakamoto Days menduduki tontonan terpopuler Netflix Indonesia selama dua pekan pertama. Hasil serupa diperoleh di tingkat global. Sakamoto Days mencetak rekor sebagai serial anime Jepang terlaris di layanan Netflix.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Betapa tidak, serial tersebut mencatatkan jumlah penayangan sebanyak 8,6 juta kali pada pekan pertama mereka. Angka tersebut mengalahkan pemegang rekor sebelumnya, yakni Baki Hanma musim kedua, dengan 6 juta kali penayangan pada pekan pertama.
Sakamoto Days bercerita tentang seorang mantan dewa pembunuh bayaran bernama Taro Sakamoto. Di tengah kegemilangan kariernya, ia memilih pensiun setelah jatuh cinta kepada seorang perempuan penjaga toko kelontong bernama Aoi.
Setelah menikah, Sakamoto membuka toko kelontong kecil-kecilan bersama sang istri. Waktu berjalan, Sakamoto dan Aoi dikaruniai seorang anak perempuan yang diberi nama Hana. Beruntung bagi Sakamoto, ia menemukan kedamaian dan cinta keluarga.
Hidup tenang dan serba-santai membuat tubuh Sakamoto berubah. Dari semula berotot atletis, kini membulat. Ya, mau bagaimana lagi, kegiatan Sakamoto sehari-hari cuma menjaga toko, bermain dengan anak, dan makan. Tiga agenda itu ia ulangi saban hari selama beberapa tahun.
Ketenangan hidup Sakamoto berakhir ketika muncul pembunuh bayaran muda bernama Shin Asakura. Shin ingin mengajak Sakamoto, yang merupakan mantan mentor sekaligus idolanya, kembali ke dunia hitam. Shin berpikir Sakamoto sungguh kufur nikmat karena menyia-nyiakan bakat membunuh yang luar biasa.
Sakamoto Days. Netflix
Apalah daya, bujuk rayu Shin tak mempan untuk Sakamoto. Kehadiran istri dan anak makin membuat Sakamoto bertekad pensiun. Malahan Shin yang ikut-ikutan pensiun dini dan bekerja sebagai anak buah Sakamoto di toko kelontong.
Namun kemunculan karakter-karakter lain, seperti Lu Xiaotang, membuat mimpi Sakamoto pensiun dengan tenang buyar. Keberadaan Sakamoto diketahui oleh banyak agen pembunuh bayaran lain. Mereka ingin menyingkirkan Sakamoto. Motif mereka beragam, dari balas dendam sampai mengincar harga buron Sakamoto yang mencapai satu miliar yen atau lebih dari Rp 100 miliar.
Namun para pembunuh bayaran itu tak sebanding dengan kemampuan Sakamoto. Meski sudah pensiun dan tubuhnya berubah gendut, kehebatan bertarung Sakamoto masih terlalu overpower. Ibarat nyamuk, kroco-kroco itu dengan mudah ditumbangkan Sakamoto.
Meski bercerita tentang kehidupan pembunuh bayaran, Sakamoto Days nyaman ditonton lantaran memasukkan unsur komedi yang cukup banyak. Ya, meski Sakamoto, Shin, dan Xiaotang bukan orang sembarangan, mereka pintar melawak. Bahkan musuh-musuh Sakamoto punya tingkah yang gampang menyulut tawa penonton.
Racikan seimbang antara unsur laga dan komedi inilah yang membuat serial Sakamoto Days begitu gampang diterima penonton. Bahkan bagi penonton awam yang tidak membaca manganya sekalipun. Selain itu, unsur kehangatan keluarga menjadi nilai jual cerita anime ini.
Sakamoto Days. Netflix
Sepertinya kombinasi laga dan humor memang sudah menjadi rahasia paten cerita anime dan manga Jepang. Sebagai contoh, pada 1994 hingga 2000-an pernah tenar manga dan anime Rurouni Kenshin atau Samurai X. Ceritanya hampir sama dengan Sakamoto Days, yakni tentang pembunuh bayaran legendaris yang memilih pensiun dini. Bedanya, cerita itu berlatar awal era Kekaisaran Meiji atau sekitar 1868.
Sang pembunuh bayaran bernama Himura Kenshin memilih mengembara demi meninggalkan pekerjaan kotornya. Hingga ia mampir di sebuah dojo kendo dan berkawan akrab dengan para penghuninya. Meski berjulukan dewa pedang, nyatanya tingkah Kenshin yang sudah pensiun konyol bukan main. Tak jarang karakter yang punya ciri luka silang di pipinya itu melawak di tengah perkelahian.
Sayangnya, hingga episode kelima pada musim pertama, sejumlah fan manga Sakamoto Days justru kecewa terhadap hasil serial animenya. Seperti dikutip dari Game Rant, sejumlah fan Sakamoto Days meminta Yuto Suzuki dan pihak animator membuat ulang petualangan Taro Sakamoto dari awal dengan gambar yang lebih ciamik.
Menurut mereka, kualitas gambar Sakamoto Days saat ini jauh dari ekspektasi. Mereka menyayangkan cerita dan bayangan pertarungan hebat Sakamoto di dalam manga tak sesuai dengan harapan. Menurut mereka, adegan pertarungan Sakamoto di anime terlalu kaku.
Sakamoto Days. Netflix
Di tengah rasa kecewa, tak sedikit fan yang puas dengan kualitas Seiyu atau sebutan pengisi suara pada anime Sakamoto Days, terutama sang tokoh utama. Tomokazu Sugita adalah pengisi suara Sakamoto. Sebelumnya Sugita dikenal sebagai pengisi suara Gintoki Sakata dalam anime Gintama, Escanor dalam anime The Seven Deadly Sins, Gyomei Himejima dalam anime Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba Hashira Training, dan puluhan karakter di berbagai anime lain.
Dikutip dari Comic Book Resources, Sugita semula pernah menghindar untuk mengisi suara Sakamoto. Dalam proses wawancara, ia justru ingin mengisi suara karakter pendukung di anime Sakamoto Days. Sugita beralasan karakter Sakamoto hampir sama dengan beberapa karakter protagonis di anime lain yang pernah ia bintangi. Lebih-lebih karakter Sakamoto ini cenderung irit bicara dibanding karakter lain.
Singkat kata, Sugita khawatir suara Sakamoto justru seperti mengambil semangat dari karakter di anime lain. Beruntung, aktor 44 tahun itu sudah mendapatkan karakteristik autentik Sakamoto lewat upaya pendalaman karakter yang intensif.
"Saya ingin berbagi kebahagiaan dan kegembiraan yang saya peroleh melalui penampilan tersebut dengan semua orang di sekitar saya," kata Sugita dikutip dari Comic Book Resources.
Hingga hari ini, Sakamoto Days sudah tayang hingga episode kelima. Sesuai dengan rencana, akan ada 11 episode yang tayang pada musim pertama bersama Netflix dengan target penayangan pertengahan Maret mendatang.
Jika kerja sama tersebut cocok, Sakamoto Days masih akan lama tayang mengingat manganya sendiri masih tayang sejak pertama kali dirilis oleh Yuto Suzuki pada November 2020 hingga mencapai 20 volume sampai sekarang. ●
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo