Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TUBUHNYA yang tinggi besar tidak menghalangi kelenturannya. Lelaki 58 tahun itu sanggup meliuk-liuk pelan ataupun cepat penuh tenaga mengikuti alunan syair yang dilantunkan dua penembang. Saat nyanyian berderap makin kerap, badannya pun meliuk cepat, makin cepat, makin cepat, lalu berhenti tiba-tiba. Sejenak sunyi. Sejurus kemudian, sembari mengembangkan kedua tangannya, ia berlari kecil mengitari panggung. Lantas, plak, tangannya mendarat di dada, dan sebaris salam buat penonton meluncur dari mulutnya. Atraksi berakhir, disusul letupan sorak dan teriakan penonton.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo