DUA hari menjelang hari Kartini, 19 April, di Studio V RRI
Jakarta ada karangan bunga anggrek yang indah. Malam itu menjadi
malam pergelaran Orkes Simfoni Jakarta yang ke-106. Sebuah karya
Mozart dan masing-masing sebuah karya W.A. Warsono dan Trisuci
Djuliati Kamal, terpilih untuk dimainkan. Ini adalah awal yang
menarik -- mengingat jarangnya komposisi ciptaan komponis
Indonesia sendiri dinaikkan ke pentas pergelaran.
Simfoni No. 41 Jupiter KV 551 karya Mozart yang indah itu,
diangkat sebagai persembahan pertama dengan hasil yang kurang
terpuji. Maklumlah sudah sejak lama orkes simfoni ini berada
dalam hidup yang ogah-ogahan. Disusul kemudian Gati Brata
ciptaan Warsono, komponis yang baru saja bulan ialu meninggal.
Sebagai seorang musikus yang dibesarkan di dunia karawitan Jawa,
warna musik almarhum sangat dipengaruhi gamelan. Dan Nyonya
Prabowo, yang mendukung lagu itu dengan pianonya, seakan
menggantikan fungsi gamelan itu. Pendek saja, tetapi terasa amat
berbeda dengan karya Moart. Meski pun sudah ada jarak dalam
masa jedah, perbedaan watak tersebut agak mengagetkan.
Kalau karya Warsono diketengahkan untuk memperingati sebulan
kepergiannya, 'Konser Patetik Untuk Piano dan Orkes' ciptaan
Trisuci Djuliati Kamal dimaksudkan untuk memperingati 100 tahun
lahirnya Kartini. Maklumlah ini lagi musim peringatan. Dengan
gaun panjang kuning, serta mawar merah muda di sanggul, Trisuci
meneruskan bau Jawa pada babak terakhir persembahan itu. "Saya
ingin menyampaikan pesanpesan lebih dalam dari judulnya," kata
komponis yang mengaku sudah menciptakan 100 buah lagu itu.
Ciptaan Trisuci ini merupakan ciptaannya yang pertama untuk
orkestra. Selesai digarap dalam waktu satu bulan (akhir Maret
1979), karya tersebut terbagi dalam tiga bagian: Lento, Andante
Cantabile dan Finale Allegro. "Bagian pertama saya persembahkan
mengenang jasa orang tua saya," katanya kepada Bchrun Suwatdi
dari TEMPO. Ia berpendapat, bahwa manusia "harus menderita
dalam mengejar cita-cita." Bagian kedua kemudian dijadikan
tempat memaparkan, bahwa "cita-cita harus direalisir." "Bukan
maksudnya hanya sebagai khayalan," ujarnya lebih lanjut. Tetapi
pada bagian ketiga cita-cita itu tidak diungkapkan selesai.
"Memang sengaja. Karena selama manusia hidup, cita-cita akan
terus berkembang."
Trisuci adalah wanita Indonesia pertama yang belajar di
Konservatorium St. Caecilia Italia, di sana menggondol
ijazah-ijazah musik akustik, piano dan komposisi. Trisuci
dilahirkan tahun 1936. Dibesarkan di Medan, puteri dr. Julham
Suryowijoyo yang memang doyan main biola. Ia sudah mengenal
piano sejak usia 7 tahun.
Dalam usia 20 tahun -- 1957 -- Trisuci mencoba mementaskan opera
satu babak berjudul Roro Jonggrang di Roma. Ini penting, karena
inilah agaknya karya Indonesia pertama untuk jenis ini -- dalam
kaliber apapun -- dijajakan di negeri orang. Meski
pengembaraannya lebih banyak di tengah musik serius, Trisuci
dapat juga menghargai musik pop Indonesia seperti yang datang
dari tangan Bimbo, Keenan, Chrisye maupun Guruh.
Mengenai hubungannya dengan warna Jawa, ia mengaku terjadi
karena lebih dahulu ia sudah bersimbah dengan musik karawitan --
sebelum mengembara ke Barat. "Jadi sudah mendarah mendaging,
tidak disengaja," ujarnya. Kata orang, ciri khas komponis ini
adalah ketukan piano dan perkusi yang mengembalikan musiknya
pada nada-nada pantatonik. Ia juga penggemar Debussy."Kita tidak
bisa mentrapkan harmoni Barat begitu saja. Harus digabungkan
dengan kebudayaan kita. Kalau diterapkan bulat-bulat nanti jadi
murahan meskipun harus diakui di beberapa tempat kita harus
memakai akord Barat," ujar ibu tiga orang anak yang sekarang
menjabat Ketua Ikatan Komponis Komponis Indonesia (IKKI) itu.
Umumnya ciptaan Trisuci adalah komposisi untuk piano. Misalnya
Karunia, Suita Indonesia, Balada Untuk Klarinet dan Orkes Gesek.
raharyawan Prabowo, pimpinan Orkes Simfoni Jakarta, menganggap
karya-karyanya cukup berat. "Saya salut, dalam kesibukannya ia
bisa mencipta dalam sebulan," ujarnya. Sementara itu ia terpaksa
mengakui, bahwa orkes yang dipimpinnya hanya sempat berlatih
sebentar saja. Berapa lama? Empat hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini