Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Sedikit hadiah dari jerman

Festival film berlin ke-32, diramaikan lebih dari 500 film. oleh beberapa pengamat, festival itu menurun mutunya. telah diumumkan hasil festival dimana film jerman mendapat nilai tertinggi. (fl)

13 Maret 1982 | 00.00 WIB

Sedikit hadiah dari jerman
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
JALAN Budapester di Berlin Barat tampak meriah. Bendera berbagai negara berkibaran. Di sinilah berlangsung Festival Film Berlin ke-32, 12-23 Februari. Lebih dari 500 film, yang meramaikan festival, oleh panitia disalurkan ke dalam dua acara pokok. Pertama yang disebut acara 'informasi' -- atau juga 'pekan film'. Di sinilah film diputar, tapi tidak dinilai. Ke sini pula film-film Indonesia dimasukkan. Yang kedua, yang disebut 'bursa', tempat memutar film yang dipertandingkan --sekaligus di sepuiuh studio di lantai dua Cine Center, juga terletak di Budapester. Bagi film asing lainnya, Festival Berlin yang oleh beberapa pengamat dikatakan menurun mutunya itu, ternyata toh bukan arena bertanding yang empuk. Dewan juri terbukti rnemberi angka tertinggi untuk film Jerman sendiri: Veronika Voss, karya sutradara Rainer Werner Fassbinder. Dengan demikian Piala Beruang Emas digondol oleh tuan rumah--sementara 7 Piala Beruang Perak dibagikan antara lain kepada film Creeps (Polandia) untuk orisinalitas terbaik, The Mar4uis of Grillo (Italia) untuk penyutradaraan terbaik, lalu para pemain Katrin Sass Jerman Timur), Michel Picolli (Prancis) dan Stellan Skarsgaard (Swedia) untuk akting terbaik. Sydney Polack, sutradara Amerika yang dikenal di Indonesia dengan Bonnie and Clyde, memperoleh piagam penghargaan untuk filmnya Absence of Malice. Apakah Veronika Voss, film pemenang itu, sungguh istimewa? Tokoh utamanya, yang diperankan oleh Rosel Zech, seorang aktris Austria, digambarkan sebagai seorang bekas bintang film. Veronika ditemukan mati, dan film ini mempersoalkan apakah kematiannya disebabkan o leh bunuh diri atau pembunuhan. Wartawan berusaha membongkar misteri itu. Di situ terlibat nama Dr. Katz, tempat Veronik tingal bersama. Dokter inirah ternyata yang telah membuat orang-oran yang kesepian kecanduan morfin dan bergantung kepadanya. Film ini kemudian menekankan usaha si wartawan memancing si dokter agar masuk perangkap. Belum lagi berhasil, Veronika terbunuh. Selain masalah penggarapan dengan segala nuansanya, agaknya juga film ini menjadi penting karena ia berdasar kisah kematian bintang film kenamaan Sytille Schmit. yang banyak menimbulkan desas-desus. Tapi yang juga menarik ialah, film ini hanya salahsatu yang menjadikan tokoh wartawan sebagai hero. Diperkirakan 30% dari film yang masuk kompetisi kali ini mengambil tema pembongkaran kematian oleh wartawan. Rupanya sukses All tbe President's Men, pembongkaran skandal Watergate oleh dua wartawan Washington Post itu, mengilhami banyak sineas untuk lebih memberikan peran detektif kepada wartawan. Bukankah di TVRI juga diputar film seri Gibbsville, dan sebelum itu Andros Target? Tapi Rainer Werner Fassbinder bukan nama sembarangan. Sutradara berusia 3 5 tahun itu, memulai karirnya sebagai aktor yang kemudian membuktikan kebolehannya sebagai penulis skenario dan sutradara--baik untuk pentas, tv maupun film. Pada usia 20 dia sudah mulai dengan beberapa film pendek, dan pada umur 22 dia membentuk kelompok sendiri bernama Anti-Theater. Ciri khas film Fassbinder ialah kamera yan statis, dialog panjang, hampir tidak menghiraukan efek dramatik, dan miskin dalam gaya. Tapi penonton justru terpikat. Beberapa kritik membandingkan karya-karyanya dengan karya-karya Jean-Luc Godard, tokoh film Prancis yang tersohor itu, sementara yang lain meramalkan Fassbinder setidaknya dapat meningkatkan mutu film Jerman lebih tinggi lagi. Tapi lepas dari soal mutu, film Jerman Barat sebenarnya masih senasib dengan film Indonesia --dalam hal belum menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Dalam 5 tahun terakhir, misalnya, film AS memborong porsi 37 - 55% pasaran Jerman. Disusul film Prancis, Italia dan Inggris. Tahun 1980, porsi film Jerman hanya 9,3%--tapi tahun lalu diperhitungkan meningkat jadi 20%. Separuh Gugur Bagaimana dengan film seks murahan buatan Jerman, yang hidangan pornonya menggemparkan? "Memang, dulu banyak produser yang mengeksploatasi seks dan kejahatan," kata Ewald Orf. Tapi dikatakannya, sekarang tema lebih beraneka--dan sukses. Contohnya film-film Das Boot dan Cbristiane F, yang masing-masing berhasil mengaut US$ 6 dan 4,5 juta. Akan hal film Indonesia sendiri, dari 31 yang diberangkatkan, lebih separuhnya gugur dalam penilaian untuk bisa dipertandingkan dalam acara bursa. Yang lain, 10 buah, dimasukkan dalam acara 'informasi'. Ada jugalah sedikit hiburan, memang. Film-film Perempuan Dalam Pasungan dan Usia 18 cukup berhasil menerobos selera publik. Setelah diisi dengan suara berbahasa Jerman, keduanya akan muncul di layar tv sana bulan ini juga. Juga empat film lain: Cewek Jagoan Beraksi Kembali, Serigala, Janur Kuning dan Primitif memenangkan enam kontrak pembelian. Itulah baru hasil terobosan ekspor Dewan Film ke pasaran Eropa. Indonesia sendiri mengirimkan rombongan besar, 26 orang, dipimpin oleh Ketua Dewan Film Asrul Sani. Karena yang berhasil dijual adalah film semacam Cewek Jagoan dan Serigala, memang ada timbul pikiran: agaknya di sini dan di Jerman sama saja--film komersial belum tentu film yang baik, begitu pula sebaliknya. Atau, ini: dari sebuah negeri dengan fi]m-filmnya yang "belum bermutu", apalagi yang bisa diambil kalau bukan hasil produknya yang hiburan-yang mudah-mudahan saja "khas Timur". Festival Berlin memang masih merupakan gelanggang yang terlalu berat buat sineas kita. Ini ada juga dikemukakan oleh Ewald Orf, Ketua Eksportir Film Jerman, kepada wartawan TEMPO Slamet Djabarudi yang mengirimkan bahan laporan ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus