Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Keunikan batik pesisir menginspirasi D. Adikara Rachman untuk menggelar pameran karyanya secara tunggal di Galeri Orbital Dago Bandung. Pameran alumnus Seni Rupa Institut Teknologi Bandung itu digelar sejak Selasa, 22 November hingga 11 Desember 2022. ”Semua karyanya dalam bentuk lukisan di kanvas,” kata pemilik galeri Rifky Effendy sebelum acara pembukaan hari ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Lukisan yang dipamerkan dibuat pada kurun 2020-2022. Dengan mudah pengunjung bisa menemukan beberapa motif batik pesisiran yang kental dengan warna cerah dan semarak. Motif bunga terlihat mendominasi pada kanvas lukisan yang bersanding dengan aneka tanaman dan berbagai benda lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Adikara memang tidak sekadar meniru dan menjiplak corak atau pola batik pesisiran pada karyanya. “Saya memilih akar penciptaan dari tradisi sekitar,kemudian diekspresikan sesuai trejemahan saya,” kata dia. Maka ada gambar teko, kupu-kupu, cap tangan, juga buah-buahan yang terselip di kanvas. Judul karya lukisannya itu antara lain, Sambah Jagat, Taman Perjanjian, Ronce, Setren, Partala, Tasik Pesisir, dan seri berjudul Love.
Menurut catatan kurator Diaz Ramadhansyah dalam katalog pameran, Adikara juga menggunakan pendekatan kajian budaya visual, semantik, dan estetika terapan untuk membedah elemen-elemen visual batik pesisir. Pendekatan budaya visual sangat kental melatar belakangi praktek artistiknya. Corak daun sangat menonjol hampir di semua karya, seperti juga penetapan judul karya yang identik dengan tumbuhan dan aktivitas di alam. Pameran ini kata Diaz, menjadi tanda bagaimana seniman mengartikulasikan seni dan akarnya.
Sebelumnya, Adikara pada tahun ini menghelat pameran tunggal berjudul Garis Garis Saban Hari yang menjadi bagian dari Parade Pameran Tunggal 51 Perupa Jabodetabek dari Desember 2021 – Februari 2022 di Tangerang Selatan. Pameran tunggal selanjutnya yaitu Jejak di Tambora Ruang Seni, Parungpanjang, Bogor. Dia menampilkan gambar selama satu dekade yang dibuatnya sejak 1976 atau saat kelas 5 Sekolah Dasar sampai menjelang kuliah pada 1986.
Setelah lulus kuliah, dia bekerja di periklanan lalu ditinggalkan untuk menjadi pengajar di Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Trisakti. Studinya berlanjut di Malaysia dan Inggris lalu bekerja di Sacred Bridge Foundation dalam berbagai program budaya. Pada 2016 Adikara mendirikan Friday Art Design Session (FADeS) di FSRD Trisakti yang terbuka untuk umum hingga sekarang. Pengalamannya berpameran dimulai sejak 1988 secara berkelompok maupun tunggal di Bandung, Semarang, Jakarta, dan Kuala Lumpur.
ANWAR SISWADI