Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Serial horor asli Indonesia Losmen Melati akan tayang perdana akhir tahun mendatang. Serial ini dibuat oleh Infinite Studios Singapura dan Catchplay+ yang menghabiskan waktu syuting selama 50 hari di Infinite Studio Nongsa Kota Batam, Kepulauan Riau.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Proses produksi sudah dimulai sejak 7 Mei 2022 lalu dipimpin oleh CEO Infinite Studios Mike Wiluan sebagai sutradara dan juga Billy Christian co-director. Serial Losmen Melati dibintangi oleh para artis Indonesia yang sudah berpengalaman. Mulai dari Alexandra Gottardo (Grisse, Food Lore), Kiki Narendra (KKN di Desa Penari, Gundala, Teka-teki Tika), Dwi Sasono (Dua Garis Biru), Imelda Therrine (Tarung Sarung), Cornelio Sunny (Paranoia), Fandy Christian, Adinda Breton, Bimasena, Shareeefa Danist, Widika Sidmore, Putara Dinata, Samuel Panaitan, Ena Pasaribu dan lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Infinite Studio mengundang awak media untuk melihat langsung lokasi suyuting yang terdapat di Kota Batam itu. Setidaknya dalam serial satu ini terdapat 500 lebih adegan yang diproduksi selama 50 hari. Sebanyak 150 dari adegan tersebut berbasis efek visual. Tetapi Losmen Melati itu sendiri dibuat nyata, lokasi utama syuting ini menjadi tempat konferensi pers kru Losmen Melati setelah meyelesaikan syuting.
Mike Wiluan mengatakan serial Losmen Melati menjadi usaha yang kompleks karena menggabungkan banyak adegan teknis yang melibatkan aksi, efek khusus, make up dan efek visual. "Memproduksi serial dengan 10 episode dalam 50 hari adalah sebuah kerja keras yang luar biasa," kata Make kepada awak media di Infinite Studio, Kota Batam, Senin, 4 Juli 2022.
Pembuatan film Losmen Melati murni dilakukan di dalam kawasan Infinite Studio yang terdapat di Nongsa Kota Batam. Mike mengatakan, proses produksi bisa dalam waktu singkat karena berada di dalam ruangan yang tidak terkendala oleh cuaca. "Saya sangat berterimakasih kepada para pemain dan kru yang berdedikasi dan bekerja keras, tanpa itu kita tidak akan mencapai banyak hal dalam waktu yang singkat ini," kata Mike yang juga pernah menyutradarai film Bufallo Boys.
Para pemain Losmen Melati kepada wartawan usai menyelesaikan syuting film itu di Batam. TEMPO/Yogi Eka Sahputra.
Mike juga menyebutkan Losmen Melati diproduksi di studio milik Infinite yang terdapat di Batam. Infinite Studio Batam mempersipakan pra produksi selama delapan minggu untuk seri horor supernatural satu ini. "Setidaknya 40 persen kru yang terdapat di dalam proses produksi film Losmen Melati berasal dari masyarakat lokal Kota Batam," kata Mike.
Film serial Losmen Melati muncul hasil perbicangan sang bintang Alexandra Gottardo berperan sebagai Melati, bersama sutradara Mike Wiluan dan Billy Christian. "Hal horor itu menyenangkan bagi saya, saya tidak mikir panjang ketika ditawarkan olek pak Mike untuk mengarap film ini, apalagi syutingnya di Kota Batam," kata Billy.
Salah seorang aktor yang berperan sebagai dokter Kusno, Kiki Narendra mengatakan, Infinite Studio Batam merupakan paket lengkap sebagai studio produksi film, karena letaknya strategis jauh dari kota. Apalagi, kata Kiki, Batam merupakan kota yang memiliki kultur dan budaya yang banyak sehingga ini sangat unik. "Pendapat pribadi saya Batam itu sangat asyik sebagai tempat produksi film," kata Kiki.
Selain itu, menurut Kiki, Batam memiliki potensi lokasi syuting outdoor untuk memproduksi sebuah film, misalnya lokasi Jembatan Barelang. "Selain sebagai kota wisata, Batam punya potensi itu, mungkin ke depan itu bisa dimanfaatkan," ujar aktor KKN di Desa Penari itu.
Losmen Melati bercerita pada sebuah perkebunan kolonial Belanda yang terpencil dan penuh teka-teki yang berubah menjadi rumah tamu. Dijalankan oleh pemilik yang misterius yaitu Melati (Alexandra Gottardo), yang memikat pendatang baru ke losmen tersebut. Di losmen ini mereka akan dihadapkan pada ketakutan terburuk mereka, tidak akan pernah terlihat lagi. Serial ini melintasi empat priode waktu yang berbeda, menjelajahi masa lalu dan melayang ke masa depan.
YOGI EKA SAHPUTRA
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.
