BARRELHOUSE Jazz Band malam itu turun dengan susunan: Eberhard
Jirzak (26 tahun, bas cekek), Mathias Achenbach (teknisi, pemain
bas 2), Bern K. Otto (banyo, gitar), Arnd Huppertsberg (piano),
Frank Selten (sax), Hans Georg Klauer (dram), Horst Schwarz
(sax, terompet, klarinet), Reimer von Essen (klarinet, alto sax,
pimpinan).
Di bawah ini wawancara singkat Edy Herwanto dengan von Essen (36
tahun):
Tanya: Apa yang anda harapkan dari penonton setiap kali?
Jawab: Saya membutuhkan mereka. Sekitar 20 menit setelah kami
main, terasa kebutuhan itu sangat mendesak. Bila dalam 20 menit
kemudian tidak ada reaksi penonton, kami akan bermain loyo -
meskipun masih akan mencoba bermain terus.
T: Mengapa anda memilih gaya New Orleans?
J: Gaya New Orleans yang berbau rock'n roll sangat populer di
Eropah. Barusan ini saya mencoba memainkannya, seperti ketika
gaya tersebut mulai berkembang di Amerika, seperti ketika
orang-orang Negro mula-mula memainkannya.
T: Apakah publik Jerman Barat juga doyan gaya itu?
J: Publik di sana macam-macam. Volume kami bermain adalah 60% di
Jazz Club. Hanya 40% di konser-konser macam ini (TIM). Kompetisi
antara kelompok di sana keras sekali, mas.
Adapun Frank Selten, kenapa dia menyanyi meniru-niru Louis?
Jawabnya: "Yah saya menyukai si Negro itu. Sepuluh tahun saya
berusaha mengenal wataknya, lewat komposisi yang ditelurkannya
serta dari caranya menyanyi".
Adakah di Jerman dia mampu hidup dari jazz? Lelaki jangkung yang
bermain sambil meneguk bir itu, berkata: "Terus terang, di sana
hidup dengan menggantungkan diri pada musik, sulit sekali".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini