Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Sesudah bsf, importir menyensor

Importir film pt. isae memotong kembali film yang telah lolos dari bsf, yaitu film apocalypse now. badan sensor film kaget, banyak adegan hilang bukan karena guntingan bsf.

22 November 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEORANG anggota Badan Sensor Film menyelinap ke bioskop New Garden Hall Theater, Jakarta Selatan. Di sana film Apocalypse Now, karya sutradara Francis Ford Coppola, sedang diputar. Dilihatnya jalan cerita film itu tentang-perenang -- berbeda dengan yang pernah ditontonnya ketika menyensur. Maka BSF segera memanggil PT Isae. Importir ini diminta membawa sebuah copy film cerita tadi. Ia didakwa telah memotong kembali (re-editing) film itu sedemikian rupa hingga merugikan penonton, sekaligus menjatuhkan nama baik BSF. Film itu dengan masa putar 2 jam 45 menit (setelah sejumlah adegan digunting BSF), ternyata muncul di bioskop hanya sekitar 2 jam. Ketika Apocalypse Now diputar kcmbali di depan Thomas Soegito, Ketua BSF, segala kecurigaan dan dakwaan tadi memang terbukti. Ia jengkcl. "Adegannya dijungkir balik, tidak seperti ketika dimasukkan ke BSF," katanya. Selain dramaturgi cerita berubah dan terganggu, banyak adegan yang dianggapnya bagus tidak tampak lagi. Cara bertutur film itu memang tidak seperti kebanyakan film Barat. Ia tampak bertolak dari konsep dramaturgi Timur -- seperti dalam pegelaran wayang kulit. Tidak mengherankan bila film yang sangat panjang itu, terasa agak melelahkan. Tapi justru dengan cara itulah Coppola membangun suasana kekejaman perang dan kesendirian dengan baik. Ketika masuk BSF, panjang asli film tersebut 4.170 m dengan masa putar 2 jam 50 menit. Setelah sejumlah adegan dipotong (persenggamaan tentara AS dengan wanita Vietnam, penggalan kepala manusia, dan goyang pinggul wanita penyanyi rock), film itu masih 4.100 m dengan masa putar 2 jam 45 menit. Sesungguhnya 13SI cukup hati-hati dalam memotong. Tapi kenapa importirnya jahil? Irwan Sukardi, bagian pemasaran PT Isae, menganggap film tersebut terlampau panjang. "Film yang sangat panjang itu akan mengganggu jadwal pertunjukan bioskop," katanya. "Dengan tiga kali dalam semalam, pertunjukannya bisa berakhir lewat tengah malam." Irwan juga beranggapan bahwa film tersebut terasa sangat lamban--secara visual bertele-tele. "Pemotongan kami lakukan untuk mencegah supaya penonton tidak cepat bosan," kata Irwan. "Kami sama-sekali tidak bermaksud merusaknya." Memotong kembali film Barat (setelah lolos dari BSF), pihak importir sudah terbiasa. Alasannya ialah film itu lamban dalam bercerita. Gope Samtani pimpinan PT Rapi Film, misalnya, pernah memotong film The Deer Hunter karya sutradara Michael Cimino. "Kami potong bagian yang berkepanjangan, hanya beberapa meter, yaitu adegan pesta dansa," katanya. "Hal tersebut kami lakukan dengan tetap menjaga suasana." Tapi seorang penonton pernah mengeluh bahwa film tersebut sudah banyak kehilangan adegan istimewa. Apa pun alasan importir, BSF jelas tidak menyukai tindakan memotong kembali suatu film yang telah disensurnya. Disaksikan sejumlah anggota BSF,P.T Isae diperintahkan menyambung kembali semua adegan film yang telah dipotongnya. Ia diminta pula menarik kembali dari peredaran copy film itu untuk dipulihkan rangkaian adegan dan alur ceritanya. BSF kemudian mengancam akan menskors (selama enam bulan) bila importir mengulangi kembali perbuatan tadi. Tapi pekan lalu, film itu masih juga diputar (New Garden Hall) selama 2 jam 20 menit. Banyak adegan yang menentukan--selama 25 menit--masih hilang. Entah bagaimana reaksi sutradara Coppola dan Cimino bila melihat hasil karya mereka dicincang demikian rupa. Akan sukar bagi mereka menuntut importir. "Tapi penonton Indonesia bisa saja rnenuntut," kata A.Z. Nasution SH, Wakil Ketua Yayasan Lembaga Konsumen. "Hal tersebut sesuai dengan pasal 1365 KUHP."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus