SUDAH lama musikus Indonesia mencari ilmu ke Laut Utara. Bhaskara pulalah yang mengawalinya, 1935. Itu berkat hubungan baik Peter F. Gontha, salah seorang pendiri Bhaskara, dengan Paul Acket, pemrakarsa North Sea Jazz Festival. Sebagai grup yang berdiri baru beberapa bulan, wajar musik grup jazz Indonesia ini tak diketahui coraknya oleh Paul Acket. Karena itu, Bhaskara ditempatkan di panggung Dakterras. Ternyata, Acket puas dengan penampilannya. Tahun 1986, kelompok ini diberi kesempatan lagi dan ditempat- kan di panggung yang lebih besar Tuin Paviljoen. Di ruang setengah terbuka ini Bhaskara bergantian main dengan musikus jazz yang sudah kondang seperti Miles Davis, Wayne Shorter, dan Al Jarreau. Sayang, setelah itu Bhaskara mengalami pasang surut. Kiboud Maulana (gitaris) dan Perry Pattiselano (bas) keluar dari kelompok ini. Mereka kemudian digantikan Djoko Waluyo (gitaris) dan Ananda Sutrisno Mates (bas). Personel lainnya tetap: Udin- zach (saksofon/flute), Bambang Nugroho (piano/keyboard), Karim Suweileh (drums), Abdullah Suweileh (perkusi), dan Luluk Pur- wanto (biola). Bhaskara pun absen ke North Sea. Tak berarti Indonesia tak punya "wakil". Peter Gontha, pengusaha yang gemar jazz ini, mengundang grup lain ke Belanda, antara lain, Ireng Maulana All Star, Trigonia, Elfas Big Band. Diam-diam, Bhaskara, yang sudah menelurkan tiga album, rupanya berbenah. Kini mereka mengarah lebih profesional. Grup ini sekarang di bawah naungan manajemen PT Citra Dharma Bali Satya -- perusahaan yang antara lain memiliki radio FM di Bali. Produser eksekutifnya Heroe Purnomo, yang juga menggubah beberapa lagu untuk Bhaskara dengan nama samaran Hernomo. Pem- binanya -- jangan kaget -- Nyonya Siti Hardiyanti Rukmana, yang dikenal dengan sebutan akrab Mbak Tutut. Dengan manajemen baru inilah Bhaskara tampil di North Sea Jazz Festival 1991. Mereka berambisi menampilkan warna khas Bhaskara dan hanya membawakan lagu ciptaan sendiri -- tidak menyanyikan lagu kelompok lain sebagaimana pada tahun 1985 dan 1986. Paul Acket pun memberi panggung yang lebih terhormat. Pertama, di Mondriaanzaal. Kedua, di Rembrandtzaal. Semuanya ruang tertutup. Acket juga memberi kesempatan Bhaskara untuk tampil di empat pub sebelum festival, yang disebut North Sea Jazz Heats The Haque. Ini ajang promosi. Hasilnya, penampilan Bhaskara sukses. Lady Bird yang diaransir Udinzach mendapat keplok panjang. Begitu pula Lenong Dancer dan Morning Wind dengan vokalis Vonny Sumlang, Yuni Shara, dan Irma June. Pada Malioboro musik Bhaskara yang mengentak dan rapi itu memberi kesempatan perorangan menunjuk- kan keterampilannya, dan penonton pun bersorak. Hanya pada lagu Putri yang didukung vokalis Harvey Malaihollo, penonton diam. Mungkin lantaran liriknya -- yang dibuat Mbak Tutut -- masih dalam bahasa Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini