Lebih Baik Mati, Daripada Kembali Sebagian besar suku Kurdi yang melarikan diri dari Kota Kirkuk dan Al-Sulaymaniyah, Irak Utara, bukan pemberontak tapi penduduk sipil. Lebih dari sejuta orang berusaha menyeberang ke Iran, sementara sekitar sejuta lagi tertahan di perbatasan Turki. Di daerah pegunungan (ketinggian 6.000 meter) yang tandus dan diselimuti salju, kekurangan makanan dan air menjadi masalah utama pengungsi. Letih dan ketakutan, air susu para ibu berhenti mengalir. Bantuan dari AS dan negara Barat pun, pada mulanya, seret. "Kami tidak ingin terlibat perang saudara di Irak," ujar Presiden Bush memberikan alasan. Tapi angka kematian yang terus meingkat, 1.000 jiwa setiap hari dan sebagian besar anak-anak, mendesak AS, Inggris, dan Prancis mengirimkan pasukannya ke Irak Utara, pekan lalu. Rencananya mereka di sana hanya untuk melindungi perkampungan pengungsi dari tentara Irak. Tapi akankah ada tempat bagi bangsa Kurdi di Irak? "Bila mereka memaksaku pulang, aku akan bunuh istri dan anakku dulu. Lalu aku pun akan mati," ujar seorang pengungsi. Teks: Yudhi Soerjoatmodjo Foto: AFP dan GAMMA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini