Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Terowongan olok-olok

English channel atau channel tunnel, terowongan tiga jalur yang melintasi selat dover, dikerjakan eurotunnel group, teknologi amerika, prancis dan jepang. menelan biaya rp 37 trilyun. akan selesai juni '93.

24 November 1990 | 00.00 WIB

Terowongan olok-olok
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
DELAPAN ribu tahun, Inggris bertaut lagi dengan Benua Eropa. Bumi dikorek 50 km melintasi Selat Dover sedalam 40 meter di bawah laut. Jalur ini disebut English Channel atau Channel tunnel, alias Chunnel. Terminalnya di Inggris, Folkestone. Di Prancis, Coquelles, Calais. Proyek prasarana ekonomi yang spektakuler ini dikerjakan oleh Eurotunnel Group, usaha patungan Inggris-Prancis. Teknologinya Amerika, Prancis, Jepang. Biayanya Rp 37 trilyun, yang dihimpun dari penjualan setengah juta saham dan didukung 210 bank. Dalam konsorsium bank itu, Jepang menanam 23-% -- jumlah terbesar yang disertakan sebuah negara. Digarap tiga tahun lampau, terowongan tiga jalur itu akan siap 15 Juni 1993. Dua untuk lalu lintas kereta api dijadwalkan rapi 1992. Untuk perawatan, satu lagi siap November ini. Rencananya, Presiden Prancis Mitterrand dan PM Inggris Margaret Thatcher bertemu di terowongan pada Januari depan. Selama ini, pelayaran London-Paris lewat Selat Dover makan waktu lebih dari tujuh jam. Nanti, jarak tempuh tiga jam saja. Kelak tiap tahun 32 juta manusia dan 15 juta ton barang mengalir di sini. Tahun lalu, 10 juta manusia (terbanyak Inggris) melewati selat ini. Dalam agenda wisata orang Prancis, tak terdapat Inggris sebagai tujuan. "Kami berpengalaman menerima orang Inggris dibandingkan dengan sebaliknya," kata Martine Orfait, pengusaha tanah di Calais. Dengan membuka jalur baru ini, Inggris membuktikan bukannya tak menyadari bahwa Eropa adalah satu kesatuan. Itu juga mengurangi kesan diri mereka sebagai "orang pulau" yang mengecualikan diri di benua ini, meski mencemaskan ancaman bakal munculnya Napoleon baru. Kedua negara yang pernah jadi kolonialis besar ini saling curiga. Maklum, Inggris dua abad (1347-1558) menduduki Calais. Juga Napoleon Bonaparte pernah menyerbu Inggris (1803-1805). Malah, itu melantun dalam ragam cemooh. Orang Inggris dijuluki les rosbifs (daging panggang) karena kebiasaannya memanggang daging hingga ciut. Sedangkan orang Prancis disebut "kodok", mengingat beken suka swike meski di restorannya yang gampang ditemui dadar telur atau bistik. Akan hal terowongan tadi, beragam pula sambutannya. Di Inggris, ada dua pantang diobrolkan: politik dan agama. "Di Dover ada pantang ketiga, ya, soal terowongan itu," kata Alan Simpner, pejabat gereja di sana. Dover, bandar feri Inggris-Prancis. "Dulu laut menyelamatkan kita, kini berubah. 'Tali pusar' itu telah mempertautkan kami dengan Eropa," ujar Simpner kepada Reuter. Dia risau, dua ribu orang kena PHK. Lain dengan para pemilik bar di Calais. "Tidak ada yang saya cemaskan dari orang Inggris. Kami siap menyambut dengan teh di gentong," mereka bergurau, mengolok-oloki tradisi orang Inggris yang candu minum teh. Curiga, bersaing, saling ejek, maupun bertikai telah membuat retak bangsa Eropa. Cuma retak yang tidak membawa pecah, atau hanya bagai cabik-cabik bulu ayam. Jerman, contohnya. Dan kini menyusul Inggris dengan Prancis. Ed Zoelverdi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus