Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PADA poster film ini, yang tertulis sesungguhnya adalah The Torture Report yang berarti “Laporan Penyiksaan”. Namun kata torture itu dicoret, seperti halnya begitu banyak fakta pelanggaran yang dicoret, dihilangkan, dan dimusnahkan untuk menyelamatkan diri sekaligus menghilangkannya dari ingatan publik.
Dan tokoh (nyata) kita, Daniel Jones, adalah satu dari sedikit bagian dari pemerintah Amerika Serikat yang bertahan agar fakta-fakta yang terjadi selepas peristiwa 9/11 itu tak hilang dari sejarah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Syahdan, dunia menyaksikan salah satu peristiwa yang menggemparkan pada 11 September 2001 ketika dua pesawat menabrak gedung kembar World Trade Centre di New York. Peristiwa ini kelak bukan hanya mengubah Amerika dan sikapnya yang semakin brutal terhadap orang asing, tapi juga mengubah dunia—termasuk Indonesia yang mengalami serangan terorisme berikutnya di Bali setahun kemudian.
Adegan menggeledah ruang kerja Daniel J. Jones dalam The Report. Youtube The Report
Film The Report karya sutradara Scott Z. Burns adalah sebuah upaya untuk mengangkat bagaimana peristiwa terorisme di tanah Amerika melahirkan serangkaian kebijakan dan tindakan yang pada akhirnya sama buruknya dengan teror. Film produksi 2019, yang baru ditayangkan Amazon Prime pada akhir 2020 ini, pada dasarnya mengisahkan upaya war on terror yang dikumandangkan Presiden George Bush kemudian berkembang dan diinterpretasikan seenaknya oleh Badan Intelijen Pusat (CIA) dan berbagai institusi lainnya.
Dimulai dari adegan masa kini saat protagonis kita, seorang periset Senat AS Daniel Jones (Adam Driver), yang “diadili” secara internal karena dianggap telah memindah-mindahkan dokumen rahasia CIA. Dia diancam dikenai pidana jika memang terbukti telah melakukan pelanggaran federal. Dengan teknik kilas balik, kita diperkenalkan bagaimana peristiwa 9/11 membuat berbagai instansi bersitegang tentang cara memperoleh informasi jaringan Al-Qaidah.
Tarik-menarik antara CIA dan Biro Investigasi Federal (FBI) tentang metode interogasi para (calon) tersangka jaringan Al-Qaidah ini memperlihatkan bagaimana Amerika pasca-11 September menjadi negara yang murka sekaligus tak peduli lagi terhadap hak asasi manusia.
Adegan penyiksaan yang digambarkan dalam film The Report. imdb
Kegagapan itu terlihat dari tingkah laku CIA yang menyewa dua psikolog, Bruce Jessen (T. Ryder Smith) dan James Elmer Mitchell (Douglas Hodge). Karena CIA merasa tak cukup sekadar melakukan interogasi gaya FBI dengan pendekatan “manusiawi” (menggunakan bahasa Arab dan melontarkan pertanyaan sesuai dengan protokol), CIA merasa harus menggunakan dua koboi yang memperkenalkan EIT (enhanced interrogation techniques). Artinya? Interogasi gaya baru itu diterjemahkan sebagai: menenggelamkan tersangka ke dalam air; membuat mereka tidak bisa tidur; menggunakan serangga; mengurung mereka dalam peti mati kayu agar merasa dikubur hidup-hidup; serta memasukkan benda keras ke lubang tubuh (yang mana saja, suka-suka si penyiksa). Semua dilakukan agar para tahanan “membuka diri”.
Problemnya, penyiksaan itu tak ada gunanya. Informasi justru banyak diperoleh FBI jauh sebelum dua koboi tersebut memperkenalkan teknik EIT yang keji. Bahkan persembunyian Usamah bin Ladin bisa ditemukan sesungguhnya bukan karena hasil penyiksaan tahanan, seperti yang dikesankan dalam film Zero Dark Thirty, melainkan melalui analisis. Jangan kaget jika film ini juga menyebut-nyebut film lain yang dianggap “membolak-balikkan fakta”.
Adalah Senator Diane Feinstein (Annette Benning) yang menugaskan Daniel Jones membentuk tim investigasi untuk mencari tahu penghancuran video tape interogasi model baru CIA pada 2005. Tim kecil Dan Jones yang hanya terdiri atas enam orang itu bekerja mati-matian di ruang bawah tanah. Mereka menyusuri dan menguliti setiap dokumen dan mewawancarai pihak yang mengetahui sistem interogasi tersebut.
Tentu saja CIA kemudian melarang anggotanya menjawab wawancara Dan Jones dan menyembunyikan Panetta Review yang bakal menghantam diri mereka. Panetta Review ternyata adalah sebuah evaluasi internal CIA yang menyatakan bahwa sistem interogasi pasca-11 September yang mereka lakukan sebetulnya tidak efektif dan tidak menghasilkan apa-apa.
Persentasi water boarding dalam interogasi terhadap tahanan guantanamo. imdb
Sementara Dan Jones paham betul Panetta Review bervisi sama dengan investigasi yang dia lakukan (setebal 6.300 halaman), Jones diam-diam membocorkan Panetta Review kepada Senator Mark Udall (Scott Shepherd) dari Komisi Intelijen Senat. Saat berhadapan dengan Caroline Krass (Jennifer Morrison) yang sedang diwawancarai Komisi untuk posisi petinggi CIA, Udall langsung melontarkan pertanyaan tentang isi Panetta Review yang “membuat saya yakin dengan akurasi dari investigasi Komisi setebal 6.300 halaman itu.”
Merasa disudutkan, CIA yang terbiasa dengan gaya koboi itu merangsek kantor bawah tanah tim investigasi Dan Jones. Harap ingat, Amerika sangat bangga dengan kemampuan obyektif mereka dalam memisahkan wewenang institusi eksekutif, yudikatif, dan legislatif. Tak mengherankan, meski Dan Jones diancam—sebagaimana yang disajikan pada awal film ini—dia berkukuh yang dilakukan CIA itu adalah pelanggaran yang berlapis.
Film yang tegang dan menggedor jantung ini sebetulnya sebuah film investigasi dengan ritme semacam film Spotlight (Tom McCarthy, 2016) dengan jiwa: keinginan mengungkap kebenaran. Lazimnya mereka yang ingin mengungkap kebenaran, seperti periset Dan Jones, para wartawan dalam film Spotlight selalu dihadang, diteror, dan diintimidasi.
Namun Dan Jones, seperti juga para periset dan wartawan yang ideal, tak kunjung gentar meski diancam pidana. Perlahan Dan Jones memberi “tanda” kepada wartawan The New York Times untuk menjenguk peristiwa penggerebekan di kantor bawah tanah Senat. Cukup dengan informasi sekelumit, berita di New York Times sudah membuat malu khalayak CIA.
Film ini jelas juga tak hanya ingin menyalah-nyalahkan CIA dan masa kepemimpinan George Bush. Pemerintahan Presiden Obama pun kebagian kritik. Ketika temuan Dan Jones setebal 6.300 halaman itu disajikan Senator Diane Feinstein, Presiden Obama memang langsung melarang penggunaan teknik interogasi EIT. Namun para petinggi CIA dan kedua kontraktor koboi itu tak pernah diminta pertanggungjawaban, apalagi dihukum. David Brennan (Ted Levine), yang juga terlibat dalam kekacauan tindakan CIA pada masa interogasi itu, bahkan dipromosikan menjadi Direktur CIA.
Maka saat kita menyaksikan Dan Jones yang akhirnya meninggalkan gedung Senat, kita sekaligus menyaksikan Amerika, siapa pun presidennya, adalah sebuah negara yang garang dan sukar menerima kesalahan tindakannya, meski itu berarti melanggar hak asasi manusia. Dan itu berarti mereka juga gemar mencoret-coret dan menghapus sesuatu yang terasa berisik dan kotor dari catatan sejarahnya.
LEILA S. CHUDORI
THE REPORT
Sutradara:
Scott Z.Burns
Skenario:
Scott Z.Burns
Berdasarkan artikel Vanity Fair “Rorschach and Awe” oleh Katherine Eban
Pemain:
Adam Driver, Annette Benning, Jon Hamm
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo