Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Sekelompok pekerja seni di Bandung, Jawa Barat, menggarap sebuah pertunjukan drama musikal anak berjudul Bianglala. Mereka tampil dari tempat masing-masing dan terhubung lewat aplikasi Zoom.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertunjukan daring ini tetap menyuguhkan penampilan yang menarik dan suara merdu para pemain terdengar indah. Naskah dan musik Bianglala digarap oleh pasangan Sundea dan Fauzi Wiriadisastra. Produksi kelompok orkestrasi Bandung Philharmonic dengan sutradara Mario Hasan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sandiwara Bianglala mengangkat cerita kondisi selama pandemi Covid-19 yang membatasi kegiatan banyak orang, termasuk anak-anak. Bianglala mengisahkan proses terjadinya pelangi secara imajinatif. Setiap benda langit dipersonifikasikan sehingga mempunyai karakter seperti manusia.
Mario Hasan mengatakan Bianglala melibatkan sebelas pemain hasil audisi dan seleksi, pemusiknya berjumlah empat orang yang memainkan instrumen berdawai dalam format strings kuartet. Jenis pertunjukannya disebut Zoomsical, gabungan dari nama aplikasi Zoom dan musical.
"Pementasannya secara daring. Jadi para pemain tidak bertemu satu sama lain," kata Mario saat preview Bianglala, Sabtu 5 Juni 2021. Zoomsical karya perdana Bandung Philharmonic itu rencananya akan dihelat selama dua hari pada Sabtu dan Ahad, 12 - 13 Juni 2021.
Para pemain dan penonton nantinya akan berkumpul secara daring. "Ini inovasi, terobosan dalam pementasan sejak pandemi agar tidak terjadi kerumunan," ujar Mario. Selain memberi harapan bagi pekerja panggung yang rindu berkarya, pertunjukan itu ingin mengumpulkan donasi.
Hasil penjualan tiket seharga Rp 50 ribu akan digunakan untuk mendukung program Tunas Bandung Philharmonic. Program itu berupa pendidikan musik gratis untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu. Program ini sudah berjalan di beberapa tempat, antara lain komunitas pengungsi Hope Learning Center di Bogor dan Panti Asuhan Kinderdorf di Lembang.
Baca juga:
Makna Waktu Saat Pandemi Jadi Tema Pertunjukan Daring Mainteater