Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sepanjang tahun 2003, Inul memang sudah kenyang dengan hujatan, sekalian kenyang pula dengan pujian. Ia diserang oleh para seniornya dengan tuduhan menyeret dangdut menjadi musik yang mengedepankan erotisme. Bahkan Inul, si anak kampung dari Pasuruan itu, memerah matanya diomeli "raja dangdut" Rhoma Irama. Tapi, "rakyat dangdut" ini tak peduli dengan petuah "sang raja", ia tetap saja menggoyang ngebor. Dukungan berpihak pada "sang rakyat". Bahkan, ternyata di kerajaan dangdut ini banyak rakyatnya yang ikut-ikutan meniru goyangan Inul. Kalau pun tidak sama persis, ya, ada yang kurang atau dilebih-lebihkan.
Pada tahun 2004, Inul berjanji goyangannya akan lebih heboh. Salah satu sebabnya, dia akan belajar pada Berthy Tilarso, yang akan mengoplos goyang ngebor-nya dengan tarian salsa dan tango. "Biar penggemar tak bosan," tuturnya. Pokoknya, demi penggemar, Inul mau melakukan apa saja, ngebor sambil tengkurep pun oke. La, bagaimana dengan kandungannya, kalau misalnya itu ada? Bagi Inul, itu tak masalah. Yang penting, semuanya demi penggemar. "Tapi doakan saja tak apa-apa, memang rencanaku punya anak tahun depan," ujar Inul sambil mesem.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo