Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Desy Ratnasari


Lebih Waswas

28 Mei 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DESY Ratnasari adalah sensasi yang enggan berhenti. Kasus perceraiannya belum usai, ia ketiban sial dalam kasus obat terlarang pekan lalu. Ia memang tak terbukti sebagai pemilik heroin yang ditemukan polisi di mobilnya. Hasil tes urinenya pun negatif. Tapi, tak urung, citranya tercoreng. Meski begitu, saat ditemui Rommy Fibri dari TEMPO, bintang kelahiran Sukabumi 26 tahun lalu itu terlihat santai. Berikut ini penuturan Desy tentang kasus itu, di sela-sela menyantap sup buntut bersama.

Bagaimana kabar Anda saat ini?

Walau ditenang-tenangkan, tentu ada rasa enggak tenangnya. Kalau sopir saya membersihkan mobil, saya bilang harus dilakukan sekali lagi. Siapa tahu ada yang mau usil. Yang jelas, saya jadi lebih waswas. Mungkin paranoid, tapi bagaimana lagi?

Anda mengalami trauma?

Musibah ini terjadi tiba-tiba, padahal selama ini saya merasa tak pernah bersentuhan dengan narkotik. Terus terang, saya kaget, juga keluarga.

Bagaimana mulanya?

Malam itu, saya berniat membeli laptop. Saya mengajak Yosy karena ia tahu banyak tentang komputer. Karena Yosy cowok, sementara kasus perceraian saya belum selesai, saya minta Poppy menemani. Ternyata Poppy sedang berada di rumah Hima. Ya, sudah, kami berangkat bersama sekalian. Di Jalan Asia Afrika itulah mobil dihentikan. Menurut sopirku, ketika polisi datang, Hima membuka dompet dan membuang kertas putih ke jok belakang. Saya menelepon keluarga. Dan mereka meminta saya menghubungi Om Edi (paman Desy yang berpangkat perwira menengah polisi—Red.). Saya enggak mau keluar dari mobil karena belum jelas urusannya. Saya cuma berdoa, ya, Allah, tolonglah saya. Saya sudah bingung.

Kabarnya, paman Anda bersikap berlebihan di kantor polisi?

Ia hanya menunggui dan tidak mengeluarkan kata-kata apa pun. Tapi saya jadi tenang. Saat itu, saya lagi bingung. Bukan apa-apa, lapar banget. Saya pernah masuk rumah sakit gara-gara penyakit mag.

Suami Anda menelepon?

Ya, di sela-sela pemeriksaan, Kang Pram menelepon. Setelah tahu saya ada yang menemani, dia cuma berpesan agar saya jaga diri baik-baik.

Anda merasa salah memilih teman?

Sebetulnya itu salahku. Saya tidak begitu peduli dengan kehidupan pribadi orang. Saya tak pernah bertanya ihwal pribadi mereka kalau mereka tidak bercerita. Tapi ada kebiasaan mereka yang seharusnya saya tahu. Misalnya, ketika tes urine Poppy dinyatakan positif, saya kaget.

Tidak takut kasus ini memberi citra negatif?

Sudah risiko, mau diapain lagi? Kita terima saja. Kalau ini teguran, itu berarti Allah masih sayang sama saya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum