Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Diskusi film di semarang

Dewi yull, 24, tengah mengikuti sarasehan yang di selenggarakan sifims, muncul di aula iain walisongo semarang. ia nyaris terpojok oleh pertanyaan yang bertubi-tubi dari para mahasiswa dan dosen. (pt)

12 Oktober 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BERKERINGAT, gemetar, dan gugup. Itu yang dihadapi Dewi Yul, 24, ketika pertama kali muncul di aula IAIN Walisongo, Semarang, Jumat pekan lalu. Penyanyi ini diundang sebagai orang film dalam sebuah sarasehan yang diselenggarakan Studi Informasi Film Musik Semarang (SIFIMS). Acara nyaris menjadi pengadilan buat Dewi Yul, yang dikaitkan dengan keberanian para artis Indonesia melakukan adegan panas. "Saya memang repot menjawabnya," ujar Dewi. Seorang mahasiswi bertanya mestikah sebuah adegan panas divisualisasikan oleh bintang film. Bukankah bisa diatasi dengan simbol-simbol? "Film itu sebenarnya sudah simbol. Di film itu, saya bukanlah Dewi Yul yang sebenarnya. Dewi yang sebenarnya adalah Dewi yang ada di sini," jawab Dewi Yul setelah mengucapkan assalamulaikum dengan fasih. Giliran dosen yang minta tanggapan Dewi, sekitar film sebagai tontonan dan tuntunan umat Islam. "Saya menyadari, sebagai Muslim memang belum sebaik para Muslim di gedung ini," kata Dewi mengawali. "Tetapi kalau dikaji lebih dalam ajaran Islam itu, dan betul-betul dilaksanakan, tidak bakalan ada film. Kita pun tak bakalan bisa berdialog seperti ini. Karena di gedung ini banyak cowok. Dalam Islam, lelaki dengan wanita yang bukan muhrimnya, bertatapan mata saja sudah haram," ucap Dewi panjang. Tapi, ia menambahkan, "Tapi, Pak Dosen kita 'kan tidak kolot. Islam kita Islam yang mengikuti kemajuan zaman." Nadanya setengah berseloroh. Akhirnya pertemuan berjalan santai. Mungkin karena Dewi banyak mengumbar senyum dan mahasiswa bersimpati dengan jawaban-jawaban Dewi. "Untungnya, saya ini pernah belajar di madrasah di Cirebon," tutur Dewi kemudian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus