MUNGKIN yang paling lega setelah Operasi GaL nesha adalah orang
yang berkumis lebat dan berkepala gundul: Letkol CPM I Gusti
ompyang Manila, 40 tahun, Ka. Pomdam IV Sriwijaya. Sebab dialah
yang mengawasi operasi itu.
Dalam sejarah hidupnya sesungguhnya Manila belum pernah
berurusan dengan gajah. Lahir di Singaraja, Bali, sebagai anak
sulung dari mendiang I.G.K. Yatra seorang polisi zaman dulu,
Manila lulus dari AMN Magelang sekitar 1964. Sepuluh tahun
kemudian ia ditugaskan di Pusat Pendidikan Polisi Militer
Cimahi. Tahun 1977 ikut Kontingen Garuda VIII di Mesir. Pulang
dari Mesir itulah Manila langsung diangkat sebagai Ka. Pomdam
IV/Sriwijaya hingga kini.
Ia memang terdidik ulet sejak kecil. Misalnya, sejak SD hingga
SMA di Singaraja, Manila membiayai sekolahnya sendiri dengan
menjadi loper koran Suara Indonesia. Bangun subuh langsung
ngebut dengan sepedanya menuju percetakan, lalu membagikan koran
untuk para langganan. Tentu, sekali-sekali ia pun terlambat
bangun. Kalau sudah begitu, agar tak meninggalkan sekolah, koran
diantarkannya sore hari. "Ya, pasti langganan marah," kenangnya.
Tinggi 175 cm, Manila yang kekar memang tampak angker. Ia dalam
operasi ini tak segan-segan menghukum bawahannya dengan cara
merendam mereka dalam parit bila melanggar disiplin. Tapi ia
selalu memeluk anak buahnya bila mereka datang melapor telah
menunaikan tugas dengan baik. Dan dia berjanji akan mencukur
habis kumisnya setelah "Ganesha" sukses.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini