NAMA Nyonya Martha Tilaar di kalangan ibu-ibu bukan nama yang asing. Ia ahli kecantikan dan sekaligus pengusaha jamu yang sukses. Tapi, adakah Bapak Martha Tilaar? "Sayalah orangnya," kata suami Martha Tilaar. "Malah banyak orang yang memanggil saya Bapak Martha saja." Para undangan yang memenuhi aula gedung Manggala Wanabhakti, Jakarta, Kamis pekan lalu, kontan ketawa. Salah kaprah itu, menurut yang empunya nama, sering terjadi. Dr. Alex Tilaar, yang dikukuhkan menjadi guru besar di IKIP Jakarta, akhir bulan lalu, memang kalah tenar dibanding istrinya, Dra. Martha. Mungkin untuk menebus "dosa" itu, maka Martha mengadakan selamatan atas pengukuhan suaminya sebagai profesor secara meriah -- lengkap dengan operet yang menceritakan kisah dua insan itu. Dalam operet itu diceritakan bagaimana pemuda Tomohon, Alex Tilaar, berpacaran dan meyunting bekas anak didiknya, seorang gadis dari Kebumen, bernama Martha. Para pelaku dalam operet khusus ini adalah anak-anak Pak Tilaar. Selamatan yang meriah itu, dan sekaligus unik, juga menggali sumbangan untuk kegiatan sosial. Penyumbang pertama adalah perusahaan jamu Sari Ayu, yang dipimpin Nyonya Martha, sebesar Rp 3 juta. Umpan ini ternyata berhasil memancing hadirin merogoh kocek mereka, sehingga malam itu terkumpullah uang Rp 7 juta lebih. Dari dana itu, Rp 5 juta akan diperuntukkan bagi beasiswa sejumlah murid dari Timor Timur, sedangkan sisanya buat merehabilitasi gedung SMEA Kristen Tomohon yang rusak akibat letusan Gunung Lokon. "Acara selamatan dan pengumpulan dana ini diselenggarakan Bu Martha. Lain kali Pak Martha akan mengundang hadirin sekalian," gurau Prof. Alex Tilaar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini