Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan sigap wanita yang cantik dan lincah ini menunjukkan caranya kepada Tempo. Pertama, kuncir rambut dengan posisi sedang, lalu pilin. Sematkan lima buah jepit. Isi bagian yang kosong dengan tusuk konde bersepuh emas. Terakhir, pasang haarnet. Hasilnya, gelung cantik yang siap dibawa ke pasar, makan soto, atau ke pesta sekalipun.
Rambut, kata Obin, bisa menjadi hal pertama tempat perempuan belajar menata hidup. ”Karena rambut harus dirawat, disisir, dikeramas,” kata dia. Berbeda dengan gelung yang bisa kelar dalam dua menit, Obin butuh dua jam lebih untuk mencuci rambut. Banyak waktu yang dia habiskan untuk membilas dan menyampo. Lalu Obin membenamkan rambutnya dalam seember besar air sembari diobok-obok sampai busanya hilang sama sekali.
Dia mengaku sedih bila orang menempelkan istilah etnik pada gelung rambutnya. Etnik itu, menurut Obin, dari sudut pandang orang luar. ”Gelung tekuk, kain kebaya, musik keroncong, nasi tumpeng…, itu semua klasik Indonesia. Itu identitas kita sendiri,” ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo