Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Puisi untuk jajang

Arifin c. noer menulis puisi yang dikumpulkan dalam buku kecil dengan judul selamat pagi jajang. sajak-sajak itu dimaksudkan sebagai mas kawin bagi perkawinannya ke-2, dengan lidia djunita pamontjak alias jajang.(pt)

17 Februari 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TUHAN, saya minta duit, buat beli sugus, karena jajang, lagi doyan sugus. Ini bukan bunyi reklame dari perusahaan permen sugus. Tapi adalah sajak pendek berjudul Karena Jajang, ditulis Arifin C. Noer. Dan itu merupakan salah satu dari 27 sajak Arifin sebagai maskawip pernikahannya dengan Lilia Djunita Pamontjak alias Jajang pada 14 Pebruari ini. "Yang untuk maskawin itu kumpulannya, bukan puisinya," kata Arifin, menjelaskan buku ciliknya yang berjudul Selamat pagi, Jajang. Tambah Arifin lagi: "Kan ketika bikin puisi nggak sengaja untuk maskawin. Tapi memansaya pilih puisi-puisi yang sewarna, dan menurut saya yang paling baik." Sementara itu, Jajan memberi komentar: "Ya, saya senang mau dikasih maskawin kumpulan sajak. Dan saya sudah baca." Mengenai permen sugus, Jajang berkata: "Ya, saya memang suka permen sugus, sejak sugus populer. Kalau kebetulan lagi nggak ada, itu artinya mas Arifin lagi nggak punya duit." Jajang bukan karyawan pada pabrik permen sugus, tapi komentarnya tentang permen itu: "Sugus itu punya keistimewaan bagi kami berdua. Ah, kalau dijelaskan keistimewaannya, nanti nggak jadi istimewa lagi, dong." Jajang selanjutnya menceritakan rencana mereka tentang buku kecil Selamatpagi Jajang. "Kalau nanti tamu-tamu sudah ngasih kado, kita balas ucapan terima kasih dengan memberikan kumpulan sajak." Buku cilik ini dicetak hanya 1000 buah. Melihat kartu undangan yang ukurannya cukup besar (27 x 21 cm) perkawinan akan berlangsung besar-besaran. Bahkan ada "gelombang silat" yang akan mengiringi kedua mempelai memasuki gedung Nyi Ageng Serang di Jakarta tanggal 16 Pebruari ini. Ini bisa berarti bahwa tamu yang datang belakangan tak bakal kebagian buku. Bagi Jajang, puteri bekas Dubes Rl di Manila, perkawinan ini adalah pernikahannya yang pertama. Untuk Arifin, yang kedua. Sebelumnya, Arifin menikah dengan Pudji Nurul Aini, puteri Sala. Dari perkawinan pertama yang umurnya 10 tahun (setelah berpacaran 8 tahun lamanya) ini, lahir dua orang anak lakilaki. Yang menarik untuk dicatat dari riwayat perkawinan Arifin adalah ini: Nurul maupun Jajang, keduanya anak tunggal. "Seperti dalam film Indonesia saja," komentar seorang kritikus film. Arifin, selain penyair dan dramawan, juga dikenal luas di dunia film. Ia menulis sejumlah skenario dan menyutradarai 2 film.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus