TUHAN, saya minta duit, buat beli sugus, karena jajang, lagi
doyan sugus. Ini bukan bunyi reklame dari perusahaan permen
sugus. Tapi adalah sajak pendek berjudul Karena Jajang, ditulis
Arifin C. Noer. Dan itu merupakan salah satu dari 27 sajak
Arifin sebagai maskawip pernikahannya dengan Lilia Djunita
Pamontjak alias Jajang pada 14 Pebruari ini.
"Yang untuk maskawin itu kumpulannya, bukan puisinya," kata
Arifin, menjelaskan buku ciliknya yang berjudul Selamat pagi,
Jajang. Tambah Arifin lagi: "Kan ketika bikin puisi nggak
sengaja untuk maskawin. Tapi memansaya pilih puisi-puisi yang
sewarna, dan menurut saya yang paling baik."
Sementara itu, Jajan memberi komentar: "Ya, saya senang mau
dikasih maskawin kumpulan sajak. Dan saya sudah baca." Mengenai
permen sugus, Jajang berkata: "Ya, saya memang suka permen
sugus, sejak sugus populer. Kalau kebetulan lagi nggak ada, itu
artinya mas Arifin lagi nggak punya duit." Jajang bukan karyawan
pada pabrik permen sugus, tapi komentarnya tentang permen itu:
"Sugus itu punya keistimewaan bagi kami berdua. Ah, kalau
dijelaskan keistimewaannya, nanti nggak jadi istimewa lagi,
dong."
Jajang selanjutnya menceritakan rencana mereka tentang buku
kecil Selamatpagi Jajang. "Kalau nanti tamu-tamu sudah ngasih
kado, kita balas ucapan terima kasih dengan memberikan kumpulan
sajak." Buku cilik ini dicetak hanya 1000 buah. Melihat kartu
undangan yang ukurannya cukup besar (27 x 21 cm) perkawinan akan
berlangsung besar-besaran. Bahkan ada "gelombang silat" yang
akan mengiringi kedua mempelai memasuki gedung Nyi Ageng Serang
di Jakarta tanggal 16 Pebruari ini. Ini bisa berarti bahwa tamu
yang datang belakangan tak bakal kebagian buku.
Bagi Jajang, puteri bekas Dubes Rl di Manila, perkawinan ini
adalah pernikahannya yang pertama. Untuk Arifin, yang kedua.
Sebelumnya, Arifin menikah dengan Pudji Nurul Aini, puteri Sala.
Dari perkawinan pertama yang umurnya 10 tahun (setelah
berpacaran 8 tahun lamanya) ini, lahir dua orang anak lakilaki.
Yang menarik untuk dicatat dari riwayat perkawinan Arifin adalah
ini: Nurul maupun Jajang, keduanya anak tunggal. "Seperti dalam
film Indonesia saja," komentar seorang kritikus film. Arifin,
selain penyair dan dramawan, juga dikenal luas di dunia film. Ia
menulis sejumlah skenario dan menyutradarai 2 film.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini